Complicated

943 81 32
                                        

Sorong, 29 April 2020

Jantung Shani berdebar ketika ia melepaskan bibirnya dari bibir Sam, ciuman Sam yang lembut benar-benar masih terasa di bibirnya. Suasana mendadak canggung, Sam dan Shani sama-sama merasa bersalah tapi juga menjadi salah tingkah.

"Sorry" Ucap Sam gugup

"Aku harus ke Bandara sekarang takut telat, aku pergi ya" Shani bersiap turun dari tempat tidurnya

"Biar aku anterin kamu ke Bandara hari ini"

"Sam, kaki kamu masih sakit"

"Udah diobatin ko aman, kamu pasti canggung kan mau ketemu Vino?" Sam tau betul bahwa Shani sedari tadi memikirkan akan seperti apa pertemuannya bersama Vino setelah Ia tau bahwa kini Vino tengah dekat dengan Gracia, sahabatnya sendiri.

"Iya sih, beneran kuat?" Shani memastikan kondisi Sam"

"Tenang, yuk" Sam langsung membantu Shani naik ke kursi roda dan langsung mendorongnya menuju mobil.

"Bisa berdiri atau mau aku gendong masuknya?" tanya Sam

"Sendiri lah bisa ko" Shani langsung berdiri dan Sam membukakan pintu belakang untuk Shani lalu ia duduk di sampingnya. Kali ini mereka berangkat empat orang bersama kepala Puskesmas dan driver

Perjalanan dari Rumah Sakit ke Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, tidak terlalu jauh sehingga tak perlu waktu lama mereka sudah tiba di Bandara. Vino yang sudah dikontak Sam kini sudah berdiri di depan pintu keberangkatan, ia langsung berjalan mendekat ketika Sam membantu Shani untuk duduk di kursi rodanya.

" Vin, apa kabar?" Sam langsung memeluk Vino, ia memang rindu sahabatnya itu karena sudah lama tak bertemu

"Sehat, kondisi lo gimana sekarang? Gue kaget kenapa kalian berdua bisa hilang kemarin" ucap Vino sambil menepuk punggung Sam

"Panjang ceritanya, nanti aja gue cerita" jawab Sam

"Shan" Vino berusaha tersenyum pada Shani dan Shani hanya mengangguk lemah

"Gue cuman bisa anter sampai sini Shan, Vin nih tolong dorongin" Sam meminta Vino untuk mendorong kursi roda Shani, sementara Shani sempat memasang ekspresi tidak nyaman ketika Vino langsung berdiri di belakangnya

"Ok Sam biar gue yang bawa Shani ke dalem" Vino langsung menahan kursi roda Shani dan berisap mendorongnya

"Ya udah, safe flight ya! Kabarin kalo udah pada sampe di Yogya" Sam mengelus lembut rambut Shani

"Take Care disini, Sam. Inget rumah, inget pulang, cuman itu yang bisa aku ingetin" ucap Shani sebelum pergi dan Sam hanya mengangguk.

"Kita berangkat ya Bro, jaga diri lo disini cepet balik" Sam memeluk erat tubuh Sam dan Sam pun membalas pelukannya

"Hati-hati, gue pasti balik. Vin gue mau ngomong sesuatu sama lu"

"Hemm?"

"Nitip Gracia, bilang ke dia tolong tungguin gue karena gue pasti balik secepatnya" Bisik Sam hingga membuat darah Vino berdesir dan ia hanya bisa mematung mendengar permintaan sahabatnya itu. Bagaimana bisa ia menyampaikan itu pada Gracia, perempuan yang sudah ia lamar beberapa waktu lalu meskipun hingga kini Ia tak mendapatkan jawabannya.

"I-iya, makasih udah jagaian Shani" Vino langsung mengalihkan obrolan dan melepaskan pelukan Sam

"with my pleasure Vin" jawab Sam sambil melirik Shani dan tersenyum

"Dokter Yacob, bisa tolong dorong kursi roda saya?" pinta Shani pada si kepala Puskesmas

"Boleh Dok, biar saya bantu" Laki-laki paruh baya itu langsung bersiap mendorong kursi roda Shani

Ocean and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang