Pada Satu Cinta

779 77 33
                                    

Sumbawa, 25 Mei 2020

Setelah dua hari berada di Gili Trawangan, kini Sam sudah kembali membawa mobilnya menuju Sumbawa. Ia melirik Gracia yang masih terlelap dalam tidurnya, Sam menghela nafas dan langsung menyalakan radio yang sayangnya jaringannya kurang stabil. Akhirnya Sam memilih mendengarkan lagu menggunakan sambungan Bluetooth yang tersambung ke ponselnya. Suasana hening hanya akan membuat dirinya ikut mengantuk saat melihat Gracia tertidur. Sam tiba-tiba teringat Shani yang selalu menemaninya jika di jalan, perempuan itu tak pernah tidur sama sekali jika Sam tengah menyetir, hal yang jelas jauh berbeda.

Setelah menempuh perjalanan dari Pelabuhan Poto Tano, akhirnya Sam menghentikan mobilnya di dekat pantai yang masih sangat sepi itu. Birunya langit dengan awan berarak sebiru lautnya, pantai pasir putihnya seolah menyatu dalam bentang cakrawala yang indah. Begitulah pemandangan yang dilihat ketika menginjakkan kaki pertama kali di pantai Maluk. Pantai ini terletak di kawasan kecamatan Maluk kabupaten Sumbawa barat, provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pantai yang membentang luas ini sejatinya adalah sebuah teluk, sehingga ombaknya tidak telalu besar dan sangat menyenangkan untuk berenang di lautnya yang jernih atau bermain kano yang disewakan di pantai ini. Kegiatan yang tak kalah nikmatnya adalah duduk santai di pinggir pantai sambil mengagumi pemandangan.

"Gre, bangun udah sampe" Sam menepuk pelan lengan Gracia hingga perempuan itu membuka matanya pelan

"Eh good morning, aku pules banget ya tidurnya" Gracia mengucek matanya dan Sam langsung menghentikannya

"Jangan dikucek matanya, kamu ga tau tangan kamu bekas apa nanti kalo kotor malah infeksi" ucap Sam sambil menarik tangan Gracia

"Ko kamu jadi kaya Ci Shani ya? Bahkan omongan kalian aja sama banget" Gracia menatap tajam Sam

"Iya Shani yang ngasih tau" jawab Sam datar, ia mengeluarkan hand sanitizer di tas kecilnya dan memberikannya pada Gracia

"Pake dulu Gre" ucap Sam, sesungguhnya hand sanitizer itu adalah pemberian dari Shani

"Sumpah makin mirip Ci Shani ya" jawab Gracia sambil mengenakan hand sanitizer di tangannya, ada sedikit rasa cemburu membayangkan sedekat apa sesungguhnya Sam dan Shani selama di Papua.

"Ya kalo dikasih tau hal baik kan memang seharusnya diterapkan Gre" ucap Sam dan Gracia mengangguk tanda setuju

"Turun yu cari sarapan, perut kamu udah bunyi" ajak Sam ketika mendengar alarm dari perut Gracia, laki-laki itu langsung turun dan berjalan menuju warung "Gre tolong kunci nanti mobilnya" teriak Sam

Gracia menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya, ternyata Sam masih sama datarnya. Membukakan pintu mobil sepertinya memang tidak ada dalam kamus Sam. Ia langsung mencabut kunci mobil dan ikut keluar untuk menyusul Sam.

"Gre aku udah pesenin makanan kesukaan kamu, langsung aku pesenin biar kamu ga lama nunggu kasian kan laper" ucap Sam

"Unccch gemas banget sih tau aku mau makan apa" goda Gracia, ia sadar sekarang jika Sam memang selalu mendahulukan yang lebih penting. Menyiapkan makanan untuk Gracia lebih penting dibandingkan sekedar buang-buang waktu membukakan pintu mobil yang akan berlanjut dengan saling bermesraan.

Makanan laut yang segar kini sudah dihidangkan menjadi masakan-masakan lezat yang aromanya saja sudah menggugah selera.

"Sumpah ini enak banget" ucap Gracia kala menyuapkan cumi ke mulutnya

"Kamu kan makanan rumusnya cuman enak sama enak banget Gre" timpal Sam

"Hahaha you know me so well" Timpal Gracia dengan mulutnya yang penuh

Ocean and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang