Long Distance "Relationship"

861 82 12
                                    

Jakarta, 20 April 2013

Gracia berkali-kali menyeka air matanya ketika duduk di sebelah Sam, kekasihnya. Hari ini ia harus berpisah dengan Sam untuk waktu yang cukup lama dan jarak yang sangat jauh. Tidak main-main, mereka akan berada di benua yang berbeda. Sam berhasil mendapatkan kesempatan untuk Prala di sebuah kapal milik German.

"Udah dong Gre, aku jadi sedih liat kamu nangis terus" Sam menggenggam tangan Gracia, ia juga menyeka air mata Gracia dengan lembut.

"Kenapa sih kita harus jauhan banget sekarang" Gracia kini terisak

"Ya kan aku harus Prala dulu, Gre"

"Ko Dyo cuman di Pelni Pralanya?" Tanya Gracia polos

"Ya aku engga tau Gre, kan itu sesuai permintaan dari perusahaannya dan rekomendasi kampus juga"

"Kamu lagian kenapa pinter sih, jadi diambil perusahaan asing kan" gerutu Gracia dengan polosnya hingga Sam tak kuasa menahan tawanya

"Kenapa malah ketawa?"

"Engga, kamu lucu abisan, sini sini peluk dulu" Sam memeluk Gracia dengan erat dan mencium kepala kekasihnya itu

"Ehem" Shani tiba-tiba muncul dengan dua gelas minuman di tangannya

"Ci Shaniiii" Gracia langsung menarik tangan Shani untuk duduk di sebelahnya, seketika ia memeluk Shani dan menangis lagi.

"Udah Gre udah, kan dia juga cuman tugas doang nanti balik lagi" ucap Shani mencoba menenangkan

"Jauh banget Ci" Gracia terisak, Shani menghela nafasnya, menjalin hubungan jarak jauh memanglah tidak mudah, ia sadar itu. Hal itu juga yang membuat ia tak ingin memberikan status pada hubungannya dengan Vino.

"Iya kan bisa video call dulu Gre, bisa telfonan kan" Shani masih berusaha menenangkan.

"Sam, udah jam segini, masuk gih" Deva memperingatkan Samudera untuk segera masuk dan check in

"Oh iya siap Ayah" Sam langsung bangkit dan bersiap untuk masuk

"Aduh ini anak Bunda, sini-sini sayang jangan sedih terus dong" Veranda langsung memeluk Gracia yang kini terlihat menahan air matanya agar tidak pecah, tapi sia-sia. Tangisnya pecah dalam pelukan Veranda.

"Gre, aku pamit ya Gre" ucap Sam pelan sementara Gracia masih memeluk Veranda, ia seolah tak ingin menatap Samudera.

"Gre, liat aku dulu coba" ucap Sam sambil berusaha membuat Gracia menatapnya dan berhasil, kini Gracia berdiri menghadapnya.

"Jangan nangis terus aku jadi sedih, aku janji pasti balik lagi Gre" Sam menyeka air mata Gracia, sesungguhnya ia ingin memeluk  dengan erat sebelum pergi. Tapi disana ada orangtuanya, ia terlalu segan untuk melakukannya.

"Peluk aja engga apa-apa" Deva yang paham situasi itu langsung menepuk bahu Sam dan mengijinkannya.

"Eh beneran Yah?" tanya Sam seolah tak percaya

"Iya beneran" Deva menganggukan kepalanya dan tanpa menunggu perintah lagi Sam langsung memeluk Gracia denga erat. Ia berusaha menenangkan Graci bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Aku pergi ya Gre, jaga diri kamu disini, jaga kesehatan, jaga hati, kalo bosen alihin ke hal lain, jangan ke orang lain" Sam memberikan amanatnya sebelum ia berangkat.

"Kamu juga, inget pulang, jangan kegoda sama orang-orang disana,pasti banyak yang lebih cantik dari aku. Aku disini sih sama Ci Shani, ga perlu cowo lain, Ci Shani kan mirip banget sifatnya sama kamu, jadi aku kalo bareng dia ya sama kaya lagi sama kamu" celoteh Gracia hingga Sam dan juga Shani saling beratatapan dan mengerutkan dahinya mendengar pernyataan Gracia. Tapi setidaknya Sam merasa tenang karena Shani lah yang dipilih Gracia untuk menjadi pengganti dirinya selama jauh, bukan laki-laki lain.

Ocean and SkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang