‧₊˚➳ O6

1.6K 349 54
                                    

  ·       ✷    ·   * +     ✫     ✧       ✷       ⊹   ✧    ˚         ✧    ✵            *  *  *          

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.  ·       ✷    ·   *
+     ✫    
✧       ✷  
    ⊹   ✧    ˚
       ✧    ✵
           *  *
 *           .

⠀⠀⠀⠀Dokyeom mendelik. Sepenuhnya tubuh dia dan Jungkook sedang bersisian. Temannya itu tanpa suara duduk disampingnya. Lantas, Dokyeom sedikit beringsut agar duduk lebih nyaman bersandar pada kursi depan kelasnya.

"SI ANJIR!"

Dokyeom memekik. Suaranya bahkan hampir bisa didengar sampai radius tujuh meter. Jungkook menutup telinga.

"Gua ngantri ini pop ice lama, sialan. Sikut lu main nyenggol aja untung gak tumpah kena gua."

Pemuda itu memisuh. Menyeka rintikan dari cipratan pop icenya yang barusan mengenai tangannya.

"Jangan kayak orang miskin, gua ganti."

"Yaudah Thai Tea."

"Sialan, tiga kali lipat."

"Ya lu bilang jangan kayak orang miskin."

Jungkook memijat pelipis. Memilih enggak menanggapi ucapan Dokyeom barusan dan kembali bersandar pada punggung kursi. Ini masih pagi, terlalu awal membuang tenaga untuk meladeni bacotan Dokyeom.

"Punten neng Yuju."

Dokyeom mendadak berseru. Satu kakinya yang semula naik keatas paha langsung turun melihat Yuju sedang berjalan melewatinya. Yang dipanggil barusan menoleh, tersenyum kearah Dokyeom. Mata gadis itu sempat menatap Jungkook dan saling bertukar senyum.

"Are you some kind of kambing?"

Senyum Yuju mendadak luntur. Menatap pada hazel sipit Dokyeom. Senyum pemuda itu masih merekah, tubuhnya tegap seperti tentara.

"Because you make my heart terombang-ambing."

"Asem." Jungkook mendesis. Menatap prihatin pada Yuju yang memaksakan senyum. Gadis itu melenggang pergi sebelum suara dari sekitar yang kebetulan mendengar ucapan Dokyeom semakin keras.

"Kalau urusan malu-maluin diri, lu emang juara."

Dokyeom diam. Kembali melipat satu kakinya keatas paha sambil bersandar dengan nyaman ke punggung kursi.

"Kalau dilihat-lihat kayaknya gua cocok sama Yuju."

"Kebagusan buat lu."

Dokyeom membersut. Menatap pada sekitar sebelum menumbuk penglihatannya kearah jam yang melingkar ditangan kiri. Kurang dari sepuluh menit lagi kelas kedua mereka dimulai.

"Salah mulu aku di matamu." Bibir Dokyeom maju beberapa mili hingga Jungkook mendesis geli. "Besok-besok pindahlah aku ke hidungmu."

"Serah!"

Mighty Movers 〘Completed〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang