‧₊˚➳ O8

1.3K 321 62
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


·   +  .  *  ✦  
·  ˚     *    ˚   
          ✹   ˚    ·
*         ✫       
  *  *      ⋆
✦     ✵ *    ⋆   
.    *

⠀⠀⠀Joy meremas telapak tangannya yang basah akan keringat. Gadis itu mati-matian untuk tetap duduk dengan tenang dari balik kursi penumpang meskipun ia cemas dan gelisah setengah mati.

Terjebak dalam mobil sport Jungkook yang sedang mengarungi keramaian jalan dengan situasi saat ini jelas bukan sesuatu yang ia inginkan. Meskipun berjalan-jalan bersama pemuda itu adalah satu dari sekian banyak list yang ingin Joy lakukan, tentu saja berbanding terbalik jika dibandingkan dengan sekarang.

Diamnya Jungkook itu menyeramkan. Kesimpulan itu yang selalu Joy tegaskan selama ini. Ia lebih suka Jungkook bersuara marah ketimbang diam dengan wajah yang kentara sekali enggak ingin diajak bicara.

Sebagai cewek, Joy punya kepekaan yang bagus. Meskipun sekarang ia ingin menampik jauh-jauh alasan dibalik diamnya Jungkook, akar masalahnya pasti berada pada pertemuan ia dengan si mantan barusan. Seenggaknya, itu satu-satunya pemikiran yang Joy dapat setelah satu jam berlalu sehabis pertemuannya barusan.

Lidahnya menjilat bibirnya yang kering. Saking gugupnya, Joy bahkan gak sempat minum padahal selama turnamen berlangsung suaranya sungguh kencang menyemangati tim Jungkook bersama teman-temannya.

Joy mendengus geli dalam diam. Menyadari bahwa ia bahkan gak berani berkutik hanya karna diamnya Jungkook. Situasi sekarang seharusnya enggak patut ia takuti.

"Jungㅡ"

Joy sekonyong-konyong mengunci mulut. Kedua belah bibirnya langsung ia tenggelamkan ke dalam, menyadari seakan suara yang ia lontarkan barusan seperti panggilan keramat. Jungkook hanya mendeliknya dengan sekali lirikan singkat namun rasanya nafas Joy menghilang hingga berabad-abad.

"Kamu lapar?"

Joy menunduk. Memainkan jarinya dengan gerakan super lambat diatas paha. "Kita makan diluar, gimana?"

"Kita pulang."

Joy mencelos. Konotasinya lugas dan tegas. Nadanya jelas seolah enggak ingin dibantah sekalipun Joy memaksanya.

Cewek itu beringsut. Menyandarkan punggungnya yang menegang secara pelan-pelan kesandaran kursi. Kepalanya pening, mau dipikirkan segimanapun, Joy enggak menemukan alasan tepat kenapa Jungkook bersikap seperti ini.

Mighty Movers 〘Completed〙Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang