⠀⠀⠀˖˚ ͟͟͞͞➳ೃ ❛When first I meet you. I didn't know you were going to be this important to me.❜
╰──༄ ‧₊˚─────ℳɪɢʜᴛʏ ℳᴏᴠᴇʀs───── ❨ ⚾ ❩
⃟ ͡. ⸙. Started: 13 ╱ O7 ╱ 2O19
⃟ ͡. ⸙. Ended: 11 ╱ O3 ╱ 2O2O
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
· + . * ✦ · ˚ * ˚ ✹ ˚ · * ✫ * * ⋆ ✦ ✵ * ⋆ . *
⠀⠀⠀"Jangan lama."
"Iya ah bawel!"
Jennie melempar gulungan tisu yang barusan ia remas kewajah Hanbin. Pemuda itu lantas mendengus ingin menjewer kuping Jennie kalau saja gadis itu gak langsung membawa Joy pergi menuju toilet. Meninggalkan Hanbin dengan kekesalannya.
"Jadi lo milih tetep tingal di apartemen Jungkook?" Yang ditanya mengangguk.
"Masih mau mesra-mesraan sama sugar daddy lo?"
Joy mendengus. Kalau saja Jennie bukan temannya, ia pastikan binder yang ia pegang sekarang pasti melayang kejidat mulus gadis itu.
"Sugar daddy apaan?"
Jennie tertawa. Mendorong tangannya kedepan pintu hingga terbuka. Mata legam cewek itu menyesir kesekitar, Joy juga sadar hanya ada mereka berdua didalam toilet.
"Kapan rencananya mau udahan?" Alis Joy hampir terpaut. Ada kerut samar diantara kedua matanya.
"Udahan apanya?"
Jennie mendengus. "Fwb lo sama Jungkook lah!"
Suara sahabatnya itu meninggi. Sedikit memekik, kebiasaan kalau Jennie sedang kesal. Joy lantas menepuk tangannya cukup keras. Khawatir suaranya bisa didengar seisi kampus.
"Entah."
Bahunya berkedik sekali. Ada lima pintu berjejer disana, Joy mendorong pintu bilik paling kanan tepat didepan kaca wastafel dan menguncinya. Jennie masih meracau menuntut jawaban selagi ia menuntaskan urusannya didalam sana.
"Kasian Taehyung."
Joy mengeram. Kembali membenarkan celananya lalu membuka pintu. Jennie sedang memoles bibirnya didepan cermin. Meskipun begitu, saat Joy sudah didepan cermin tepat disampingnya berdiri, gadis itu masih gak buka suara.
"Ck, batu emang lo."
Jennie melempar lipstiknya sembarang kedalam tas, Joy tau itu hanya sekedar pelampiasan kekesalannya.
"Gue duluan."
Jennie menepuk bahunya sekali. Memilih pergi saat gak menemukan jawaban yang meyakinkan dari gadis itu.
