Another Myungsoo's Lil Sist

13.8K 940 25
                                    

Maapkeun saya yang belum nyelesaiin cerita on-going dan malah bikin cerita baru. Soalnya ini kemaren mau dijadiin chapter di All About Us. Tapi pas asik ngetik tiba-tiba udah hampir 1000 words aja😅😅😅 Makanya saya jadiin cerita baru aja. Well, masih seputaran Hunsoo (Sehun dan Jisoo). Hope you like it, happy reading!😘😘😘

...

Jisoo menyalakan api dari pemantik dan mendekatkannya pada sebatang rokok yang terjepit di antara bibirnya. Bara api membakar tembakau seiring dengan hisapan menuju paru-paru lalu kembali keluar dalam bentuk asap melalui bibir yang sama.

Ia menatap keluar jendela dan melihat banyak kursi dengan bungkus putih berpita berjejer di sana. Altar dengan hiasan bunga tampak begitu indah. Siapapun yang berdiri di sana akan merasakan gugup dan bahagia dalam waktu yang bersamaan.

Para pelayan sibuk mempersiapkan makanan dan kudapan untuk para tamu undangan. Satu persatu tamu dengan pakaian bagus memenuhi kursi tamu sambil berbincang dengan siapa saja yang mereka kenal.

Jisoo menghisap rokoknya lagi. Untuk urusan pernikahan, sepertinya tidak terlalu banyak perbedaan antara di Korea dengan di Amerika. Itu sebabnya dia tidak merasa begitu tertarik. Tidak ada yang unik.

Pintu kamar terbuka dan sepupunya muncul dengan berjalan terburu-buru. Jisoo memperhatikannya sambil menikmati rokoknya.

"Pas banget lo di sini, Jis!" sepupunya berseru senang.

Bona masih mengenakan piyama namun wajahnya sudah dirias dengan cantik.

"Di acara penting gini malah kesiangan gueee, duhh!" keluhnya seraya mempersiapkan gaun yang akan dipakainya.

"Santai aja, Na. Bukan lo yang mau nikah," kata Jisoo setelah menghembuskan asap dari mulutnya. Ia kemudian mengeluarkan sepasang sepatu dari dalam closet dan meletakkannya di dekat ranjang.

Bona melihat sepatu pilihan Jisoo dan mencocokkannya dengan gaunnya. "Memang bermanfaat banget kehadiran lo di sini."

Jisoo mengangguk, menganggap itu sebagai pujian. "Anytime!"

Bona mengenakan gaunnya dengan hati-hati, khawatir akan rusak. Jisoo membantunya mengancingkan resleting yang sudah jelas tidak bisa Bona lakukan sendiri.

"Thanks berat, Jis!"

Jisoo memadamkan rokok yang hampir habis lalu menyemprotkan penyegar nafas ke dalam mulutnya. Ia berjalan bersama Bona menuju pekarangan tempat diadakannya pernikahan kakak laki-lakinya.

"Lo sampe kapan di sini?" tanya Bona.

"Belum tau, kenapa?" Jisoo bertanya balik.

Bona tersenyum-senyum, membuat Jisoo menaikkan alisnya.

"3 bulan lagi gue tunangan!" jawabnya gemas.

Jisoo ikut tersenyum. "Gue liat dulu ya. Mudah-mudahan masih di sini."

"Padahal harusnya setelah Kak Myungsoo, lo yang nikah, Jis. Bukan malah gue. Gue jadi merasa ngelangkahin lo sebagai anak kandung."

Jisoo merespon santai. "Apa bedanya anak kandung sama ponakan? Toh, dari kecil kita semua tinggal di rumah ini sama-sama."

"Sampe lo kabur ke Amerika," sela Bona.

Jisoo tertawa, sama sekali tidak tersinggung. Acara sudah hampir dimulai, terlihat dari para tamu yang sudah menduduki kursi mereka masing-masing. Jisoo dan Bona mempercepat langkah. Dan saat mereka menuruni tangga menuju pekarangan, ada banyak pasang mata yang melihat pada mereka. Khususnya, pada Jisoo.

Personal Preference | HunSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang