Tidak ada obat rindu paling mujarab, kecuali kelapangan hati
🕊🕊🕊
Hari terakhir liburan sekolah. Seperti semua orang yang bisa merasakan lelah, akupun sama, mulai lelah mencari Khanza.
Aku yakin kami akan bertemu di sekolah besok. Kutanamkan keyakinan itu agar rasa cemas yang kurasa dapat berkurang.
Pandanganku tertuju pada gitar yang terletak di ruang keluarga. Gitar ayah semasa muda dulu, gitar lama penuh kenangan.
Kakiku bergerak berjalan menghampiri gitar tersebut. Masih sangat cantik dan bagus. Ayah maupun kak Tian selalu merawat dan membersihkanya.
Tanganku terulur untuk memetik senarnya. Menghasilkan nada indah yang membuatku ingin memainkanya.
"Mau main gitar?" Tanya kak Tian yang tiba-tiba sudah berada di belakangku.
"Gitar ini penuh kenangan ya kak" kataku masih memperhatikan.
"Iya, dulu kamu yang paling antusias pengen bisa main gitar" kata kak Tian meraihnya dan berjalan kearah sofa.
Aku mengikuti kak Tian, ikut duduk di sampingnya dengan mata yang masih terfokus pada gitar.
"Sekarang kan udah bisa kak" kataku.
"Kamu yang main gitar apa kamu yang nyanyi?" Tanya kak Tian.
Aku menatapnya tidak percaya, hal ini sudah sangat lama tidak pernah kami lakukan. Bernyanyi bersama. Hal sederhana yang selalu kurindukan.
"Aku yang nyanyi" kataku pelan.
Kak Tian mulai memetik senar gitar, nada-nada dari senar mulai terakit menyajikan instrumen sebuah lagu yang amat ku kenal.
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
'Tuk hapuskan semua sepi di hatiAda cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawaPerlahan suaraku mulai terdengar gamang. Semakin kecil dan hilang tergantikan dengan isakan yang keluar dari bibirku.
Aku merindukan keluargaku. Aku merindukan masa kecilku. Aku sangat rindu.
Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kitaAda cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa.Kak Tian tetap melanjutkan lagu itu sampai selesai dengan pandangan mata yang menatap lurus kearahku.
Diakhir lagunya dia tersenyum kecil, meletakkan gitarnya di meja dan memelukku dengan erat.
"Aku rindu kak" kataku pelan.
Kak Tian terus mengusap punggungku memberikan ketenangan dan sesekali tanganya mengelus rambutku.
"Rasa rindu itu anugrah dari Allah" kata kak Tian.
"Kapan rindu ini akan terobati?" Tanyaku.
"Tidak ada obat rindu paling mujarab, kecuali kelapangan hati. Ikhlaskan semua yang terjadi, dan kembalilah pada dirimu yang sebenarnya. Maka rindu akan dengan sendirinya pergi dan berganti rasa tenang"
"Masa gitu" tanyaku untuk mencairkan suanana yang sedikit tidak enak ini.
"Coba aja" kata kak Tian kemudian meraih kembali gitarnya dan memainkan asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHILA
Random"Kita selesai baik-baik. Maaf kalau aku menorehkan luka pada hatimu. Tapi percaya, aku tak pernah main-main. Kelak bila kita berjodoh, apapun rintangannya kita akan tetap bersatu." "Pergilah, aku ikhlas. Temukan dirimu yang sesungguhnya. Bila meman...