Bisa jadi kebaikan orang lain baru akan terasa ketika orang tersebut telah pergi
🕊🕊🕊
Semakin hari aku semakin yakin, bahwa keputusanku untuk merubah diri adalah yang terbaik. Hidupku semakin membaik sekarang. Lebih tertata dan terarah.
"Dek sudah siap belum?" Ucap Kak Tian yang menungguku di ruang tengah.
"Bentar Kak." Jawabku berteriak.
Kuraih tas rotan yang menjadi tas favoritku. Dan juga kacamata untuk menambah kesan formal pada penampilanku.
"Ayo Kak." Ajakku pada Kak Tian.
Hari ini adalah hari yang spesial untukku. Karena tepat pada hari ini usiaku berubah menjadi 17 tahun.
"Cuma mau makan doang dandannya formal banget." Kata Kak Tian yang menilai penampilanku. Memang selalu seperti itu.
"Jangan ngeselin di hari yang bahagia ini Kak. Kakak sendiri juga rapih banget. Biasanya cuma kaos tambah jaket juga udah sampai di mana-mana." Sindirku tak mau kalah.
"Ayo berangkat."
"Aku boleh makan sepuasnya kan?" Tanyaku yang sama sekali tak di gubris oleh Kak Tian.
Sampai di salah rumah makan langganan kami. Ralat langganan ketika ada yang bertambah umur. Aku dan kak Tian langsung masuk dan mencari tempat duduk.
"Tante Kia. Eh assalamualaikum."
Entah ini kebetulan atau memang Kak Tian sudah merencanakan ini. Di sini bukan hanya ada Tante Azkia tetapi juga Kak Rozi minus Om Arta.
"Waalaikumsalam. MaasyaAllah kamu cantik sekali nak. Tante kangeen baget sama kamu." Ujar Tante Azkia yang langsung memelukku erat.
"Kia juga kangen sama Tante. Maaf ya jarang main. Lagi banyak kegiatan." Ujarku penuh penyesalan.
"Selamat ulang tahun ya sayang. Nggak nyangka kamu sudah sebesar ini." Ujar Tante Azkia dengan mata berkaca-kaca. Aku yang melihatnya ikut ingin menangis. Tante Azkia pasti mengingat Khanza.
"Sama-sama Te, makasih Tante sama Kak Rozi udah mau sempetin dateng." Ucapku seraya memeluk Tante Azkia.
Cukup lama aku berbincang dengan Tante Azkia hingga mengabaikan Kak Tian dan Kak Rozi. Lalu tiba-tiba Mbak Rahma yang entah di undang siapa juga datang. Memberikan selamat juga kado.
"Kok repot-repot sih Mbak."
"Enggak repot kok. Semoga kamu suka ya."
Aku mengangguk senang karena malam ini orang-orang yang kusayang ada bersamaku.
"Tante harus pulang. Om Arta udah di rumah." Ujar Tante Azkia ketika aku menyuapkan makanan ke mulutku.
"Yaah, kan makanannya belum habis Te." Ujarku cemberut.
"Nggak papa, kamu terusin makan sama Kakak kamu. Tante pamit dulu ya."
Sebelum Tante Azkia benar-benar pergi, beliau menyerahkan kado dengan kertas kadi. warna pink khas Khanza.
"Ini dari siapa Te?" Tanyaku ingin memastikan.
"Itu hadiah dari Khanza. Jauh-jauh hari dia udah siapin kado ini buat kamu. Semoga kamu suka ya."
Aku menatap lama kado itu.
"Makasih Te, hati-hati di jalan."
"Dapat kado lagi dek? Dari Tante Azkia apa Rozi?" Tanya Kak Tian yang melihatku memeluk kado dari Khanza.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHILA
De Todo"Kita selesai baik-baik. Maaf kalau aku menorehkan luka pada hatimu. Tapi percaya, aku tak pernah main-main. Kelak bila kita berjodoh, apapun rintangannya kita akan tetap bersatu." "Pergilah, aku ikhlas. Temukan dirimu yang sesungguhnya. Bila meman...