Chapter 15

2.2K 246 45
                                    

.

.

.

Baekhyun tidak berniat menanggapi Luhan, dia mengabaikannya berani dengan beralih menatap pada Chanyeol. Dia masih berharap sebagian dari kepedulian Chanyeol belum menghilang untuknya.

Luhan melirik Chanyeol seksama, suaminya memilih berpura pura seolah olah tidak mengetahui bagaimana Baekhyun mengharapkannya lewat matanya. Menarik napas, Luhan kembali berpaling pada Baekhyun. "Baekyun-ssi, kalau kau tidak keberatan, Setelah Chanyeol makan. Kami akan berencana ke dokter kandungan untuk cek up pertamaku. Kau bisa ikut dengan kami." Luhan menoleh pada Chanyeol, yang telah memberikan perhatiannya pada Luhan. "Suamiku akan bertanggunjawab juga mengurusmu."

Samar Chanyeol mengkerutkan dahinya,"Kau tidak menolakkan?"

"Hm..." angguk Chanyeol meskipun dia belum mengerti tujuan Luhan.

Luhan tersenyum dan kembali berpaling pada Baekhyun. "Bagaimana?"

Baekhyun mendengus, lalu berdiri dari tempat duduknya. "Jika kau mengizinkan Chanyeol mengurusku. Aku ingin dia sendiri yang datang padaku. Aku pergi.." pamit Baekhyun dengan ketus sekali ketukan tumitnya pada saat melenggang keluar.

Luhan menatap kepergian Baekhyun, "Selamat kau akan mendapatkan anak dari Baekhyun."

Chanyeol menoleh. Dingin dan sarkas sekali nada bicara isterinya. "Kenapa? kau marah?"

"Wah, kau benar benar sangat senang sekali." Luhan memberikan ekspresi yang berlebihan. Chanyeol dibuat terkekeh jadinya.

"Aku akan memiliki dua anak, dan dua isteri yang mengurusku? mungkin itu sangat baik. Aku akan mendengar setiap hari keributan yang saling menyindir, saling berebutan jatah, dan saling berebutan perhatian." senyum Chanyeol santai.

Luhan menggeleng, namun mendengus. "Tampaknya kau akan memiliki dua isteri. Dan aku akan mengatakan ini pada ibu." Senyum Luhan dibuat sesenang mungkin. Meski itu berbalik dari sorotnya yang cukup emosi.

"Kau cemburu?" Chanyeol tidak ragu ragu mengeluarkan pendapatnya sambil mendekatkan wajahya pada Luhan. Luhan bergegas menarik kepalanya kebelakang.

"Aku tidak akan mencemburui lelaki yang brengsek sepertimu." Luhan mendorong Chanyeol menjauh, menegakkan posisi punggungnya kembali. "Kita makan. Aku memasak untukmu."

"Luhan, kau tenang saja. Aku akan menangani situasi ini dengan baik. Memiliki dua isteri sepertinya tidak sulit." Chanyeol mengambil sendoknya, melirik sekilas pada Luhan. "Kenapa? bukankah kau mendukungku...."

Luhan mengangguk menghidangkan makanan Chanyeol. "Aku mendukungmu. Tapi jika kau tidak bisa berlaku dengan adil. Aku akan memilih Kai, dan kita akan bercerai." santai Luhan tersenyum pada Chanyeol yang langsung berdesis ketika dia menyebut nama Kai. Entahlah, Chanyeol seperti alergi setiap mendengar nama Kai. Luhan menangkup rahang suaminya. "Ingat itu baik baik, sayang."

Tidak perduli bagaimana pandangan Suaminya yang menghujam tajam padanya, Luhan kembali menyiapkan makanan Chanyeol. "Apa kau benar serius?"

Tertawa kecil, "Apa aku terlihat hanya mengancammu.." balas Luhan acuh.

Chanyeol mengambil napas. "Luhan, aku yakin anak yang dikandung Baekhyun bukanlah anakku.." Chanyeol berimbuh yakin menyeruput kuah sup kimchinya.

Luhan menaut alisnya, dan menatap Chanyeol. "Kenapa tidak? Kau tidak sedang lari dari tanggungjawabmu, bukan?" dan Luhan berdecak, seraya berpikir serius. Matanya seakan penuh diisi konsentrasi. "Seharusnya kau tidak melewatkan kesempatan menikahi Baekhyun," saran Luhan.

Our Destiny || TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang