.
.
.
Sengaja Chanyeol keluar dari kamar yang ditempati Baekhyun, Untuk mendingin apa yang berkecamuk hebat dari prasangka Baekhyun yang hampir benar.
Menghela napas atas pertanyaan Baekhyun.
Kenapa dia diam, dan tidak membantah.
Diam bisa diterjemahkan dalam persfektif berbeda. Akan tetapi, kebanyakan diam ini diintepretasi sebagai persetujuan, atau peng-iyaan atas pertanyaan maupun pernyataan. Dan itulah dilakukannya sekarang, memilih diam dan tidak menjawab unsur sangkaan Baekhyun. Seharusnya dia menyangkal demi menjaga perasaan Baekhyun, atau sekedar menepis dugaan dugaan yang akan menimbulkan perselisihan, suatu saat nanti.
Menggeleng, dan dia sendiri tidak mengerti apa yang terjadi padanya belakangan ini.
Mengerang hampir mendekati frustasi.
Chanyeol memutuskan singgah ke kamar Luhan.
Jika kau dapat masalah? kau akan datang mengadu padaku.
Mendadak cercaan Luhan terngiang hingga menghentikan langkahnya yang sudah mencapai pintu Lift.
Benarkah?
Benarkah dia seperti apa yang tertuduh dimata Isterinya?
Sial!
Chanyeol nyaris kelepasan membentur tinjunya ke tembok depannya. Lelaki macam apa sepertinya?
Apa dia sedang berlindung pada Isterinya?
Berapa banyak lagi dia harus mengeluarkan umpatan untuk ketidakmampuannya menangani dua wanitanya.
Mendesah cukup berat. Chanyeol tidak ingin dicaci oleh kebodohannya.
Setelah berhasil mengeyahkan kelemahannya yang membuatnya malu.
Chanyeol masuk ke Lift.
Tidak apa menurutnya, dia mengajak dua wanitanya makan bersama dengannya dalam satu meja. Mungkin dengan cara itu dia menyelesaikan masalah antara Baekhyun dan Luhan, mempertemukan mereka bertatap muka.
Semoga tujuannya, berhasil.
.
Ting
Pintu Lift yang mengurungnya dalam hitungan detik, terbuka merilisnya.
Chanyeol keluar dengan pikiran pikiran yang masih ragu dengan tujuannya. Namun langkahnya terganggu setelah menangkap suara tawa isterinya.
Chanyeol membatu ditempatnya.
Bagaimana Isterinya bisa tertawa lepas didepan yang bukan suaminya. Dan Chanyeol benci kelihaian Kai yang cepat sekali menarik Luhan nyaman didekatnya. Apakah dia jenis manusia licik, pintar memanfaatkan keadaan.
Kuping Chanyeol berkedut marah mendengar percakapan mereka.
"Tepat sekali. Jadi nona muda. maukah kau jadi teman kencanku malam ini?"
Luhan tertawa kecil. Kenapa cara tawa isterinya tampak seperti gadis remaja berstatus lajang, posisinya sedang bertemu idola hatinya.
"Boleh..." angguk Luhan, tak berpikir panjang.
Chanyeol terperangah mendengar jawaban Luhan.
"Tidak Ku izinkan..!!" bentaknya.
Dia suka melihat ekspresi terkejut isterinya, dan dia ingin menghantam bibir Kai yang penuh seringai mengejek itu, dengan kepalan tinjunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destiny || TAMAT
FanfictionMature Area 🔞✔ Dua orang yang berbeda pandangan dipersatukan dengan Pernikahan. Luhan mengatakan, Pernikahan mereka terjadi karena takdir. Park Chanyeol berpendapat, Pernikahan mereka adalah pembodohan. Apakah Park Chanyeol percaya pada pilihan tak...