Gland

106 13 4
                                    

gland (n) /an organ in the human body which secretes particular chemical substances for use in the body or for discharge into the surroundings/

Hari Jumat sepertinya merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh mahasiswa seluruh Indonesia, karena itu berarti rutinitas mereka yang melelahkan akhirnya berujung pada istirahat—yang walaupun hanya dua hari, itu sangat berharga. Di setiap sudut ruangan tutorial, Kanaya sudah bisa melihat wajah teman-temannya yang berseri-seri.

"Akhirnya weekend juga, woy. Minggu ini gue stress banget dah, mana lab activity-nya dua kali. Ada pre-test dua-duanya. Soalnya beda-beda lagi setiap grup. Pusing gue!"

"Iya anjir, gue hampir dikeluarin dari lab kemarin. Untung aja ada pre-test ulang. Gak mau banget gue ganti hari dan harus gabung sama grup lain."

"—woy ini LI gue susah banget, jir. Mana pas presentasi LI-nya diacak. Gue ngerjain dan ngejelasin LI gue aja udah kewalahan, apalagi disuruh ngejelasin LI lain yang belum gue pelajari sama sekali?"

"Gue ketua case kemarin. Terus dokternya marah-marah gitu gara-gara kita harus bikin sepuluh hipotesis sementara tutor gue udah mentok. Ya kalau udah mentok mau gimana lagi sih?!"

Di sepanjang jalannya menuju student center, Kanaya bisa mendengar teman-temannya saling curhat satu sama lain mengenai suka duka minggu ini—yang lebih banyak dukanya. Memang sih, bagi Kanaya, minggu ini juga terasa sangat melelahkan dan dia berniat menghabiskan malam Sabtu dan malam Minggunya untuk tidur atau nonton drama.

"Heh!"

Kanaya menoleh, mendapati sesosok orang yang dari kemarin sok sibuk tengah menenteng tasnya sambil membawa segelas jus mangga. Wajahnya berseri-seri—mungkin sama senangnya dengan teman-temannya yang lain.

"Apa?"

Daffa tertawa, "Galak amat. Gue gak ada acara olymphiart nih hari ini."

Kanaya mengangkat alisnya, "Terus?"

"Gak kangen sama gue?" Tanyanya, ia kemudian menghampiri Kanaya dan berjalan di sampingnya. "Nonton, yuk. Lo pasti belum nonton It chapter two, kan? Katanya itu gak mengecewakan, sih. Mau nonton gak?"

"Beneran?"

"Ya beneran lah, Naya!"

"Biasanya juga gue ajak nonton ternyata udah punya janji sama yang lain," Kanaya berkata ketus, tapi malah dibalas dengan tawa Daffa. Cowok itu membuang gelas plastik—yang sudah kosong di tangannya—dan merangkul Kanaya.

"Gak punya janji sama yang lain. Janji gue cuma sama lo sekarang."

"Halah," Kanaya membantah cepat. "Janji lo tuh sama semua organisasi lo. Rapat ini lah rapat itu lah, pusing gue."

"Lho Naya sekarang cemburu sama organisasi gue juga?"

"Ck."

"Iya-iya, makanya ayo sekarang nonton," ujar Daffa, ia menyengir saat melihat muka Kanaya yang terus-terusan merenggut dari tadi.

Padahal dalam hati, Kanaya senang juga akhirnya Daffa menyisihkan waktu untuk refreshing bersamanya. Daffa itu memang sibuk mengawasi olymphiart sejak kemarin. Kanaya bisa melihat mobil Daffa memasuki pekarangan rumahnya sekitar jam sebelas malam tiap harinya. Di fakultas pun mereka jarang bertemu, paling-paling Kanaya hanya—sengaja—melihatnya sekilas. Daffa kalau dichat pun akan membalas larut malam ketika Kanaya sudah tidur dan membuat mereka saling berbalas pesan setiap satu hari.

Dasar orang sibuk, mana olymphiart masih sebulan lagi beresnya, Kanaya sering merutuk dalam hati selama seminggu ini.

Jalanan pulang yang biasanya lengang menjadi agak macet akibat weekend. Mungkin mall yang akan mereka kunjungi sekarang pun penuh dengan mahasiswa-mahasiswa yang ingin melepas rasa penatnya. Walaupun jalanan semacet itu, sepertinya Daffa menikmatinya karena ia tidak misuh-misuh sama sekali dan malah bersenandung kecil sepanjang perjalanan.

YOUR FUTURE DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang