Chapter 1

2.1K 26 2
                                    

KENANGAN LAMA


ano ne itsu no aida ni ka
kizuita n da ai ni
moshi katachi ga atte

sore ga sudeni
watashi no mune ni
hamattetanara
kitto zutto
kyō yori motto

anata no koto o shiru tabi ni
sono katachi wa mō
anata ja nakya
kitto sukima o tsukutte shimau ne

ano ne daisuki da yo
anata ga kokoro no naka de
hirogatteku tabi
ai ga afure namida koboreru n da

kore kara takusan no nakiwarai o
shiru tabi ni fuete iku no
tobideta toko hekonda toko futari ni natteku
toki ni butsukari surihette
soshite mata
umeatte ike ba ī

daisuki na anata ga
soba ni inai toki ni
hora mune ga itaku natte
anata no katachi
mieru ki ga shita n da

"Zaakiiii!!"

ano ne daisuki da yo
nan man kai mo tsutaeyō
atatakaku fueta omoi wa
zenbu ai no katachi desu

"ZAAKIIII!!"

Seruan seorang wanita kembali terdengar begitu nyaring namun renyah, memecah konsentrasiku ketika sedang bernyanyi diiringi nada yang kumainkan pada gitar kesayanganku.

"ZAAKKIIIIIIIIIIIIII!!"

"Iyaa taannn!!! Sebentarrr!!" Teriakku menjawab panggilannya sambil menghela nafas. Aku tidak suka dengan panggilan itu. Namaku adalah Ryuzaki. Ryuzaki Rahmadi lengkapnya. Aku sangat menyukai orang memanggilku dengan sebutan 'Ryu'. Seperti Kaa-chan biasa memanggilku. Kan terdengar lebih keren dan lebih hhmm... terdengar internasional.

Hanya saja, orang Indonesia malah lebih familiar dengan nama Zaki! Dan tanteku ini adalah salah satu contoh nyatanya. Karena dua konsonan lebih enak di sebut daripada satu konsonan. Begitulah selalu alasannya. Alasan yang tidak masuk akal bagiku.

Aku kembali menghela nafas untuk meredam emosiku karena di sela ketika sedang asik bernyanyi. Dengan terpaksa aku menghentikan kegiatanku ini, dan membereskan gitarku.

Aku segera turun untuk menghampiri tante Irene. Di bawah, aku melihat tante Irene sedang mencuci peralatan masak. Sementara om Rusdi –Rusdi Hartono lengkapnya– sudah berada di meja makan, dimana beberapa jenis makanan telah tersaji di atas meja.

Tanteku ini namanya Irene Rahmadi Hartono. Dia ini adik kandungnya papaku, Jaka Rahmadi. Yang artinya adik ipar dari mamaku, Shimazaki Noriko. Yup, mamaku ini murni berasal dari negeri matahari terbit, dan aku biasa memanggilnya dengan sebutan 'Okaa-chan', yang sering aku singkat menjadi 'Kaa-chan'. Ibu.

Kaa-chan yang memintaku memanggilnya seperti itu, sementara papaku pun juga tidak mempermasalahkannya, karena toh artinya tetap sama saja menurut papa.

Tante ku ini sudah berusia 42 tahun, sedangkan papaku berusia 6 tahun di atasnya. Wajah tante tetap terlihat sangat cantik dan ayu sekali di usianya saat ini. Dengan bentuk wajah oval dan kulit putih khas oriental, serta rambut hitam lurus dengan panjang sedikit di bawah bahu, dengan ikal melingkar di bagian bawahnya.

Tambahan sedikit poni menyamping membuatnya menjadi terlihat semakin manis. Bentuk tubuhnya pun masih terlihat sangat sintal, dengan buah dada yang cukup membusung, serta bagian belakang yang terlihat menonjol. Seolah tidak kalah dari para wanita yang berumur 30 tahun ke bawah.

Jujur, dulu aku sering mandi bersama dengan tante ku ini, waktu masih balita. Andai saja sekarang aku diajak mandi bareng, tentu saja aku akan menyanggupinya dengan senang hati. Aku mulai mengenal kata 'terangsang' pertama kali, adalah ketika tanpa sengaja melihat tante sedang berganti pakaian pada pantulan kaca, dimana saat itu tante hanya mengenakan celana dalam saja, tanpa pakaian lain yang menutupi.

OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang