Chapter 48

394 19 2
                                    

Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Hanya saja aku merasakan hidungku yang terada berdenyut dengan menyakitkan.

"Awww." Seruku spontan saat kesadaranku mulai kembali.

"Ryu! Ryuu!" Aku mendengar suara seseorang yang sangat berarti bagiku hingga reflek langsung menoleh ke arahnya.

"REI! REII?" Aku berseru berusaha memastikan.

"Ryuu iya ini aku. Kamu gak apa-apa?" Tanyanya dengan nada kuatir.

"Ya ampuunn aku uda nangis gak keruan tadi pas liat kamu diseret gitu. Aku kira kamu udah....." Sambungnya lagi namun ia menggantung ucapannya dengan perasaan sedih.

"Aku gak apa-apa Rei. Aku justru kuatir banget ama kamu. Kamu gimana? Si Redy ngasarin kamu?" Tanyaku.

"Redy? Apa maksud kamu Ryu? Emang si Redy ada di sini juga?" Tanyanya balik hingga mengejutkanku.

"Bukan si Redy yang bawa kamu ke sini?" Tanyaku.

"Ng gak tau juga. Aku juga pingsan dibekap Titi ampe pingsan. Tau-tau aku kebangun di sini." Jawabnya terdengar kebingungan. Aku lalu berusaha untuk melihat ke arahnya walau kepala dan juga hidungku rasanya terus berdenyut sakit.

Namun betapa terkejutnya diriku menyadari kondisi tubuh Rei yang sedang meringkuk di pojok ruangan sambil memeluk erat tubuhnya sendiri. "Rei...kamu...gak pake baju? Bangsat! Si Redy kurang ajar ama kamu?" Tanyaku panik.

Ia lalu menggelengkan kepalanya. "Bukan dia yang nelanjangin aku. Tapi ama Titi tadi." Jawabnya lirih dan ada nada emosi juga di dalamnya.

"Titi? Titi siapa?" Malah aku yang jadi kebingungan dengan jawaban Rei ini.

"Ha? Kamu belum inget Rei ama Titi? Dulu dia tinggal di rumahku bareng Acha juga."

Aku lalu teringat akan cerita bu Indri kemarin saat menceritakan masa lalu Khansa yang kelam. Aku ingat ibunya Khansa datang ke rumah Rei sambil membawa satu orang anak lagi. Anak papanya Khansa dengan asisten pribadinya. "Aku...belum inget Rei." Ungkapku jujur.

"Dia sekarang gemuk badannya Ryu. Kamu mungkin kenal dia dengan nama Tia." Jelas Rei.

"Tia? Bangsatt. Udah aku duga emang dia biang keroknya. Tapi...aku gak nyangka dia kenal bahkan kerja sama ama si Redy, Rei." Ujarku juga merasakan emosi saat mengingat dua sosok tersebut.

Aku lalu juga teringat akan chat Khansa dengan Tia. Dimana Khansa juga menyebut Tia dengan sebutan 'Titi'.

"Kamu kok bisa diculik ke sini Rei? Aku...rasanya udah panik banget pas jemput kamu ke tempat les, Icha bilang kamu gak masuk. Aku telepon, aku WA juga ga bales. Nyariin kamu kesana-kemari saking paniknya." Ujarku lagi. "Aku seneng ketemu kamu lagi, tapi aku belum bisa ngerasa lega kita masih ada di sini." Sambungku.

"Gimana ceritanya kamu bisa diculik ama Redy ma Tia, Rei?" Tanyaku kemudian.

Sambil bertanya kepadanya, mataku langsung memeriksa ruangan ini. Aku menyadari kami sedang berada di dalam sebuah kamar mandi yang terlihat kumuh tidak terawat, namun kamar mandi ini nampak cukup luas.

OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang