Chapter 15

557 20 1
                                    

AN OLD FRIEND


Untuk sesaat rasanya aku tidak dapat mempercayai pendengaranku ketika om Rusdy menyebut nama bu Indri. Bagaimana om Rusdy bisa mengenali sosok bu Indri? Berbagai pertanyaan langsung menyeruak di benak ku hingga membuatku menjadi kesulitan sendiri menepisnya.

"Kamu... Indriyani kan?" Aku mendengar om Rusdy bertanya sekali lagi, ketika bu Indri tidak kunjung menjawab pertanyaan sebelumnya.

Mata bu Indri nampak menyipit sedikit sebelum mengangguk kecil dengan sebuah senyuman kecil kepada om Rusdy. "Rusdy." Sapanya.

Om Rusdy kemudian berjalan mendekati bu Indri dan menyalaminya. "Apa kabarmu?"

Aku cukup terkejut menyadari tangan om Rusdy yang terus memegang tangan bu Indri lebih lama dari yang seharusnya, sebelum bu Indri sedikit memaksa melepaskannya.

"Aku baik-baik aja, thanks. Aku... kehilangan kontak ama Irene pas aku di mutasi ke Surabaya waktu itu. HP ku ilang di sana. Jadi semua nomor kontak ilang semua."

Aku yang mendengar mereka berdua berbincang santai seperti ini, membuatku hanya dapat terbengong-bengong melihatnya.

"Hm, udah lama banget ya?"

"Aku masih di Surabaya pas denger kabar tentang... ng... kecelakaan waktu itu. Tapi karena aku harus berangkat ke Banyuwangi untuk ngawasin proyek waktu itu, aku gak bisa langsung dateng." Ujar bu Indri kali ini sambil matanya melirik sesaat ke arahku, membuatku sedikit menyipitkan kedua mataku ke arahnya. Berusaha memahami apa makna lirikan matanya tersebut.

"Satu bulan kemudian, aku baru bisa pergi ninggalin proyek. Aku langsung datang ke rumah, tapi kondisi rumah sudah kosong saat itu. Menurut tetangga, 1 orang keluarganya yang tersisa sudah pindah dengan Irene. Dan karena aku kehilangan nomor HP Irene, aku tidak tahu bagaimana menghubungi kalian. Bu Fiona juga tidak tahu nomor HP Irene. Kami jadi benar-benar kehilangan kontak sama Irene."

"Yahh... emang sejak kejadian itu, Zaki ikut dengan kami. Yah apalagi kami juga... belum memiliki keturunan. Aku dan Irene akhirnya menjual rumah kami di Bekasi dan pindah ke Mampang bersama Zaki, sampai sekarang." Aku begitu terkejut mendengar om Rusdy menyebut namaku di hadapan bu Indri. Kejadian apa? Apakah mereka sedang membicarakan... kecelakaan yang menimpa kedua orang tuaku?

"Begitu ya..." Ujar bu Indri

"Trus bu Fiona apa kabarnya, In?" Kali ini om Rusdy bertanya kepada bu Indri.

"Sama seperti sahabat sejatinya, bu Fiona juga... sudah wafat. Mungkin sekitar 2 tahun setelah kepergian sahabatnya itu."

"Ya ampun, turut berduka ya In..."

"Karena kita lost contact jadinya gak ada informasi yang sampai ke kita ya." Sambung om Rusdy kemudian.

"Lalu kamu sekarang emang mau jenguk Irene atau ada kenalanmu yang lagi dirawat juga?"

"Oh tadinya aku emang sedang jenguk kenalanku yang lagi di rawat di sini. Tapi gak sengaja aku lihat sosok mirip Irene di dalem. Aku langsung coba deketin. Dan ternyata itu memang Irene yang lagi dirawat."

Jawaban bu Indri membuatku mengernyitkan dahi. Jelas bu Indri sudah mengetahui dengan pasti dimana tante Irene dirawat dariku. Apakah bu Indri sedang berbohong kepada om Rusdy? Ataukah memang benar dia ingin menjenguk orang lain selain tante Irene di sini?

Aku memilih untuk diam saja sambil melihat situasi. Berusaha memahami tujuan dari bu Indri berbohong kepada om Rusdy.

"Oh kamu udah ketemu dia, In?" Tanya om Rusdy kemudian.

OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang