Chapter 34

515 19 0
                                    

Pagi ini aku terbangun cukup siang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini aku terbangun cukup siang. Di saat sang Mentari sudah hampir mencapai puncak tertingginya. Karena semalam aku tidur cukup larut. Lagipula ini hari Minggu. Waktunya untuk bersantai bukan?

Saat tiba di rumah semalam, ponselku kembali bergetar karena nada deringnya aku matikan ketika pergi bersama Tasya. Khansa kembali menelepon untuk kesekian kalinya. Dan aku sedikit malas untuk menerimanya saat ini, sehingga aku hanya mendiamkannya saja dan lebih memilih untuk membersihkan tubuh dan mengganti pakaian.

Jika dipikir-pikir, ini adalah pertama kalinya aku semalaman di rumah ini seorang diri. Kehadiran tante Irene biasanya selalu menemaniku setiap hari. Dan disaat aku tidak menemukannya saat ini, aku langsung merasakan kerinduan. Rindu akan suaranya, wajahnya, tubuhnya. Segalanya.

Itulah yang mendorongku untuk segera melakukan panggilan video call kepadanya lebih dahulu daripada menghubungi Khansa. Awalnya aku menghubungi tante Irene melalui pesan singkat, menanyakan kabar dan terutama apakah ia sedang sendiri saat ini atau sedang bersama bu Indri, karena aku ingin VC kepadanya. Dan ia memastikan saat ini sedang sendirian, karena bu Indri berada di kamar lain.

Dan senyumku langsung merekah saat melihat wajah tante Irene di layar ponselku. "Puas pacarannya?" Tanyanya langsung dengan bibir cemberut.

"Buset, langsung nanyain itu aja deh." Jawabku sambil garuk-garuk kepala. Cukup terkejut mendengar respon pertamanya ini.

Aku memperhatikan ia sepertinya sedang VC denganku sambil berbaring di tempat tidur.

"Ya abis nanyain apa lagi?" Ujarnya masih saja berwajah cemberut.

"Ya cerita lah gimana jalan-jalan di Bali-nya?"

"Hm, kalau mau jujur sih, emang lumayan nyegerin mata sih. Ganti suasana sekali-sekali gini emang bikin hati plong. Tapi, aku jadi kangen nih ama keponakan cabul yang seneng mesumin aku terus sekarang." Jawabnya membuatku tergelak.

"Hahahaha. Ya abis kamu juga suka kan?" Celetukku balik.

"Huuh. Kamunya aja yang gatel mulu sih. Hihihi."

"Tapi....tar kalau aku uda balik ke rumah, mesumin aku lagi ya. Paling gak, aku mau kamu mesumin aku terus setiap hari sampai kamu udah punya cewe. Karena itu artinya kamu udah mulai ngejalanin hidup kamu sama dia." Lanjutnya tiba-tiba mengejutkanku.

Aku....udah punya cewe sekarang tan.

Entah mengapa aku tidak dapat membuka mulutku untuk mengucapkan kalimat itu kepada tante Irene. Entah sampai kapan aku menahan informasi ini. Hanya saja ada sedikit banyak perasaan kurang rela bila aku "melepaskan" tante begitu saja.

Bukan karena dipengaruhi hasrat birahi yang ingin terus menggauli tubuh tante. Tapi aku hanya masih belum menemukan perasaan hati yang tepat untuk mengatakan hal tersebut kepadanya. Setidaknya sampai saat ini.

OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang