11: I Miss You

5.6K 389 27
                                    


...

"Temani aku malam ini".

Kalimat yang terlontar dari mulut Sehun membuat Lusie melebarkan matanya, ia merasa terkejut dan semakin gugup, Lusie ingin pulang ia tidak ingin disini. Lagi-lagi Lusie merasakan Sehun menggenggam tangan nya yang masih gemetar itu. Senyuman terbaik di tunjukkan oleh pria itu, sampai membuat Lusie tak bisa berkutik.

"Don't be nervous oke".

Mata itu terlihat teduh dah menatap dengan penuh keyakinan.

"Aku hanya merasa kesepian dan tidak memiliki teman, terkadang aku perlu mengusik hidup seseorang untuk menghilangkan rasa sepi itu".

Sehun mengenggam tangan Lusie dengan erat, dan menatap iris kecoklatan itu.

"Jangan takut Lusie, anggap aku seorang teman, Oh Sehun sebagai seorang teman bukan seorang atasan ataupun penguasa, kau tidak perlu takut ataupun gugup".

Lusie menatap wajah Sehun, seolah ada kepastian disana, dan Lusie juga merasa simpati kepada Sehun. Hidup orang kaya tidak semudah yang kita bayangkan terkadang mereka merasa sangat kesepian, rumah besar dan kekayaan yang melimpah tidak ada artinya jika tidak ada kebersamaan.

Tapi apakah Sehun tidak punya keluarga? Apakah Sehun tidak memiliki pasangan, misalnya istri atau kekasih. Lusie menepis pemikiran konyol nya, ia tidak mempunyai hak untuk mengetahui kehidupan pribadi Sehun.

Dan dalam sekejap rasa gugup Lusie mulai mereda, ia mulai tenang. Lusie kemudian menatap Sehun dan mengangguk.

"Baiklah S-sehun".

Sehun tersenyum kemudian refleks memeluk tubuh Lusie, sehingga membuat gadis itu terkejut dengan pelukan Sehun yang tiba-tiba dan anehnya pelukan itu terasa sangat nyaman. Tak lama kemudian Sehun melepaskan pelukan nya.

"Terimakasih, karena sudah menemaniku Lusie".

--

Gelak tawa Lusie terdengar sangat jelas, dan di iringi suara tawa Sehun. Lusie merasa sakit perut karena terus tertawa. Mereka sedang menonton film komedi peranciss di ruang tamu, lampu sengaja di matikan agar menimbulkan kesan seperti di dalam bioskop. Sehun pun ikut tertawa, sudah lama ia tidak tertawa dalam hidup nya.

Lusie fokus dengan tontonan nya, camilan yang berada di tangan nya hampir ludes. Tawa itu membuat Sehun bahagia, ia dapat merasakan Lusie kembali, walaupun keadaan sekarang berbeda, tapi ini lebih dari cukup untuk mengobati rasa rindu nya yang begitu mendalam.

Lusie menyeka air mata yang keluar di sudut matanya karena ia terus tertawa. Lusie beralih menatap Sehun pria itu hanya tersenyum, namun mata Lusie tertuju pada sebuah cincin putih yang melingkar di jemari Sehun, bukankah cincin melambangkan tanda kepemilikan. Dan sebuah pertanyaan terbersit di dalam pikiran Lusie.

"Sehun apakah kau benar hanya sendirian? Maksud ku tanpa pasangan?".

"Aku sudah bertunangan".

Entah kenapa mendengar fakta itu, tawa di wajah Lusie lenyap, hati nya berdenyut sakit, tapi untuk apa ia sakit hati pada Sehun? Mereka baru kenal, Sehun adalah atasan nya, tapi kenapa mendengar fakta Sehun sudah tunangan membuat Lusie kecewa, bukan hanya kecewa tapi sangat kecewa.

Lusie salah seharusnya ia tidak berada di disini, seharusnya ia tidak ikut pergi bersama Sehun tadi. Lusie kemudian berdiri dan menunduk, ia bersiap untuk pergi.

"Maaf, seharusnya aku tidak berada di sini, aku tidak tau kalau...".

Sehun menarik tangan Lusie dengan sekali tarikan Lusie masuk dalam pangkuan Sehun, Sehun memeluk tubuh Lusie erat dan memejamkan matanya. Lusie merasakan debaran jantung nya mulai menggila, posisi mereka saat ini terlalu intim.

Love With The Dark ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang