09

36 5 2
                                    

Aera berlari menuju kelas Taehyung seraya membawa hoodie milik pria itu. Sejak tadi pagi dia tidak bertemu bahkan tidak melihat batang hidung Taehyung.

"Ke mana dia sebenarnya?" Melihat Jungkook dan Jimin yang baru saja keluar dari kelas, dia langsung memanggil mereka. "Jungkook! Jimin!" Jungkook dan Jimin langsung menoleh.

Raut wajah bingung tercipta kala melihat Aera yang berlari ke arah mereka.

"Apa yang ingin dilakukan nenek sihir itu?" tanya Jimin, Jungkook hanya menggeleng.

"Di mana Taehyung?"

"Kenapa? Kau merindukannya?" Nadanya mengejek, Aera berdecak tidak suka.

"Cih ... yang benar saja, ke mana makhluk itu sebenarnya? Dari tadi pagi aku tidak melihat dia." Dia menyangkal, gelagapan tidak ingin menatap tepat iris Jimin.

"Untuk apa mencarinya? Bukankah lebih baik jika Taehyung tidak ada, kau bisa bernapas dengan lega." Aera meradang mendengar perkataan Jungkook.

"Hya! Bocah ingusan, katakan saja keberadaan wirusu itu, apa susahnya?!" Suara naik 1 oktaf, semakin lama semakin kesal.

"Taehyung tidak masuk," jawab Jimin pada akhirnya, Aera menatap bingung.

"Kenapa?"

"Dia sedang mengikuti olimpiade catur, jika ada pesan katakan saja pada kami."

Aera baru ingat jika hari ini, tanggal ini, Taehyung akan mengikuti olimpiade catur antar sekolah. Ah, betapa bodohnya dia.

"Tidak ada, aku berancana untuk mengerjainya hari ini tapi yahh ... karena dia tidak masuk jadi ditunda saja." Kepalang malu, sesaat mengatakan itu tanpa bilang terima kasih Aera langsung pergi meninggal Jungkook dan Jimin.

"Aish, perempuan itu, kalau begini terus aku akan mendukung rencana Taehyung," ujar Jimin dan langsung di hadiahi pukulan di tengkuknya.

"Kau gila, seharusnya kita menghentikan rencana Taehyung itu bukannya mendukungnya!"

๛๛๛๛

Ditatapnya hoodie hitam yang berada di tangan. Niat hati ingin mengembalikan, tetapi si empu tidak ada. Kini dia berada di atap sekolah. Aera mendongakkan kepala, menatap langit lalu menghembuskan napas kasar.

"Apa kelemahan Kim brengsek itu sebenarnya? Kim brengsek itu seperti tidak mempunyai masalah dalam hidupnya. Hah! Seandainya dia ketahuan merokok pasti itu bisa membantuku mengalahkannya. Tapi ... bibir merah itu membuktikan jika Kim brengsek itu bukanlah seorang perokok. Aish! Benar-benar menyebalkan!" Dia menggerutu saking kesalnya, bahkan kini menendang kecil pembatas.

"Apa ini?"

Tiba-tiba saja Aera merasakan seseorang menarik hoodie dari tangannya. Cepat Aera menoleh kepada si pelaku.

"Sepertinya aku pernah melihat hoodie  ini?" monolog Yuna, mencoba mengingat-ingat.

"Omo! Bukan kah ini milik Taehyung?" pekik Fanny sangat mengenali.

"Aaaa ... benar! Taehyung kadang memakai hoodie ini." Kini mereka menatap Aera menghakimi. "Kenapa hoodie ini ada padamu?" tanya Hoshi curiga.

"Kembalikan!"

Aera berusaha meraih kembali hoodie dari Yuna, tetapi Yuna dengan cepat menghindar.

"Jawab dulu, apa ini benar hoodie Taehyung?"

"Bukan urusanmu."

Lagi  dia mencoba merebut, tetapi kali ini Aera terjatuh karena Fanny lmendorongnya.

Game Of Love [KTH] || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang