02

76 18 3
                                    

Sindy langsung terkesiap saat tiba-tiba Aera memukul sebelah tangan kuat ke atas meja menimbukan suara bergedam yang lumayan nyaring.

"Kau mau aku jantungan?!" pekik Sindy, mendorong pelan sisi kepala Aera. Aera mendesis tak terima maka dia mendorong kepala Sindy sebagai balasan.

"Jangan berlebihan." Sambil merapatkan tubuh sehingga bahu keduanya bersinggungan. "Hey, Sindy. Aku punya rencana untuk Kim Brengsek itu saat jam istirahat nanti," bisik Aera. Senyum culas selalu terpampang jelas kala merencanakan hal-hal konyol untuk mengerjai Taehyung. Sindy menggeram, bisakah sehari saja Aera tidak mencari masalah kepada pria berambut cokelat terang yang bahkan enggan menanggapi segala keusilan Aera.

"Hentikan, Bodoh!" pekik Sindy seraya memukul jidat Aera kuat.

"Ah! Sakit sekali!" pekik Aera, langsung mengusap jidatnya yang memerah.

"Berhenti menganggu Taehyung, dia pria yang baik bahkan dia tidak pernah mengganggumu barang sekali, tapi kenapa kau selalu mengganggu hidup dia?" Sindy benar-benar gemas dengan perilaku Aera, ingin sekali Sindy menghantamkan kepala Aera ke tembok kelas agar Aera menjadi amnesia dan melupakan rencananya untuk mengganggu hidup Taehyung.

"Aaayee ... aku tidak akan berhenti!" Menatap Sindy serius. "Aku akan membuat hidupnya tidak bahagia! Sudah dua tahun berlalu. Aku akan membuat Taehyung menderita, sengsara, dan terlupakan Ha Ha Ha Ha." Tawa yang dikehendak-hendakkan itu sukses membuat Aera menjadi perhatian teman-teman sekelasnya.

"Dia benar-benar sudah gila!"

"Kenapa bisa sekolah ini mempunyai murid gila seperti dia?"

"Dia hanya ingin cari perhatian Taehyung saja."

Suara-suara itu membuat Sindy langsung membekap mulut Aera kuat.

"Berhenti tertawa dasar penyihir hitam," geram Sindy saat Aera memberontak, tiba-tiba menggigit tangannya. "Aaaa ... sakit sekali!"

"Tanganmu bau! Aish!" Saat  mencoba memukul Sindy tiba-tiba Park ssaem memasuki kelas, Aera mengurungkan niat memukul teman cerewetnya. "Kita lanjutkan setelah istirahat." Sindy menjulurkan lidah sebagai tanggapan.

🎭

Kala bel istirahat berbunyi, semua murid dari kelas sepuluh hingga duabelas berhamburan keluar kelas, sebagian ada yang langsung menuju kantin.

"Ayo, ke kantin!" ajak Sindy, tanpa persetujuan Aera, Sindy langsung menarik perempuan itu dari kursinya. Aera memilih mengikuti tanpa memberontak sedikit pun.

-Kantin-

"Aku tidak lapar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak lapar." Aera bersedekap, memandangi murid-murid yang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Seperti mengantri mendapat jatah makan siang atau yang sudah mendapat makan siang sibuk mengobrol dengan teman-temannya.

"Aku akan mentraktirmu!"

"Ah ... makan apa yang hari ini?" Aera langsung menuju tempat piring, membuat Sindy terkekeh geli. Dia tahu Aera bukannya tidak lapar, tetapi uang saku Aera yang pas-pasan tidaklah cukup untuk membayar makan siang di kantin, mungkin jika hanya membeli sebungkus roti dan sekotak susu, uang itu akan cukup.

"Kenapa?" tanya Sindy bingung saat Aera tiba-tiba menaruh kembali piringnya.

"Makananku sudah di sajikan." Senyum culas menyebalkan Aera kembali muncul. Melangkahkan kaki cepat menuju meja tempat Taehyung dan kedua temannya berada.

Mengerti maksud sang teman, Sindy menghela napas. "Jangan lagi," gumam Sindy pasrah.

"Dia benar-benar cantik," ujar Jimin semangat.

"Makan dulu yang benar!" Taehyung dan Jungkook terkekeh geli melihat kelakuan teman satunya ini, biasalah Jimin tengah jatuh cinta dengan adik kelasnya.

"Kalian tidak percaya, 'kan?!" Jimin menatap kedua temannya dengan mata melotot.

"Kami percaya." Jungkook mengangguk, tidak ingin memperpanjang.

Taehyung kembali terkekeh, bersiap menyuap nasi pertamanya jika saja tangan kurang ajar tidak mengambil sendok secara paksa dan mengambil piring makan siangnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Aera. Taehyung menengadah menatap Aera begitupun Jungkook dan Jimin.

"Apa yang kau lakukan? sedikit lagi nasi itu memasuki mulut Taehyung, kenapa tiba-tiba kau merebutnya?!" Jimin menunjuk wajah tanpa dosa Aera karena kesal.

"Benarkah? Wah ... syukur sekali wirusu ini belum menyentuh makananku." Aera tersenyum mengejek saat menatap Taehyung.

"Wirusu? Bahasa apa lagi itu?" tanya Jungkook bingung.

"Wirusu berarti virus dalam bahasa Jepang, virus harus dibasmi agar tidak membuat orang sengsara." sarkas Aera dan meninggalkan meja Taehyung, tak lupa membawa piring dan minuman pria malang itu.

"Wah ... wah ... aku benar-benar ingin melemparkan kaleng minuman ini ke wajah perempuan itu!" geram Jimin.

"Hya, Taehyung! Kenapa kau diam saja? Perempuan itu benar-benar sudah keterlaluan, beri dia pelajaran, aku dan Jimin akan membantumu," ujar Jungkook semangat.

"Dengan senang hati Taehyung," timpal Jimin tak ingin kalah.

"Tidak apa-apa, jika aku virus, aaa ... wirusu maka dia akan terkena virusku juga," celetuk Taehyung sekenanya.

"Apa maksudmu?" tanya Jungkook dan Jimin berbarengan. Mereka tidak mengerti.

"Aku sudah menenggak minuman itu. Jika dia meminumnya maka dia akan terkena virus. Bukankah aku virus? Virus, 'kan menular dengan cepat," sahut Taehyung santai, sebelah bibirnya tertarik ke atas. Taehyung tidak masalah jika dia kembali mendapat gelar aneh dari Aera.

"Sial, dia meminumnya!" ujar Jimin heboh saat melihat Aera meminum air yang dia ambil dari Taehyung tadi.

"Uuuuu ... ciuman secara tidak langsung, eh?" kekeh Jungkook serta Jimin.

"Berbagi sedotan bersama," goda Jimin.

"Habiskan makan siang kalian, aku duluan," ujar Taehyung tak terpengaruh pada godaan kedua temannya. Sebelum keluar dari kantin Taehyung sekilas menatap Aera.

"Kenapa dia membenciku?" batin Taehyung bingung.

"Kenapa mereka berdua menatap ke sini dan tertawa terus?" tanya Sindy saat melihat kelakuan Jimin dan Jungkook yang sedari tadi menatap ke arah mereka lalu tiba-tiba terkekeh tanpa sebab. Jungkook dan Jimin duduk di meja bersebrangan dengan mereka.

"Tidak tahu, hah ... perasaanku tidak enak, apa makanan ini basi?" Pikir Aera bingung, lalu menatap menu makan siang hari ini dengan dahi berkerut.

****
TBC

Game Of Love [KTH] || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang