Aera berbaring terlentang di atas ranjang. Dia pulang lebih awal karena demamnya semakin tinggi siang tadi.
"Ibu," panggilnya lirih seraya menoleh ke samping di mana ibu sedang menaruh semangkok bubur yang telah dimakan separunya.
"Kenapa, Aera? Apa ada yang sakit?" Ibu mengelus lembut surai Aera.
Menggeleng sebagai jawaban, memposisikan dirinya duduk menyender di headboard.
"Aku hanya bosan berada terlalu lama di kamar, pusingku juga sudah semakin berkurang, boleh aku keluar sebentar?" pinta Aera penuh harap. Ibu nampak berpikir, menghela napas sejenak sebelum mengangguk menginjinkan. Senyum cerah mengembang, lalu beranjak perlahan dibantu ibu.
"Aku baik-baik saja, aku masih kuat berjalan sendiri." Aera menolak kala ibu berniat memapah sampai keluar kamar.
🎭
Duduk di bawah pohon sakura sambil menikmati angin sepoi-sepoi, sangat menyegarkan, sambil mendengarkan musik menambah sore Aera tidak membosankan.
Mendengarkan lantunan musik melalui headset dan menyetel lagu milik Stephanie Poetri yang berjudul 'I Love You 3000'. Akhir-akhir ini Aera memang suka mendengarkan lagu tersebut.
Menutup mata dan menyenderkan badan ke batang pohon sakura tersebut. Membuat tubuh Aera rileks.
Entah kenapa akhir-akhir ini bayangan Taehyung selalu muncul di benak Aera. Bukankah ini terlalu dini untuk jatuh cinta pada pria itu.
"Tidak, sangat mustahil jika iya." Dia menyangkal tegas setelah mendengarkan suara hatinya. "Aku bisa gila jika itu benar."
"Sepertinya kau benar sudah mulai gila."
Suara itu! Buru-buru Aera membuka mata.
"Hah, kenapa dia selalu muncul tiba-tiba." Batin menjerit sedikit kesal.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Aera sarkas.
"Ey, sepertinya demammu sudah sembuh." Tanpa permisi Taehyung duduk di sebelah Aera. Menarik sebelah headset yang berada di telinga Aera, lalu memasang di telinganya sendiri. "Sedang mendengarkan lagu apa?" tanya Taehyung, karena jujur saja Taehyung tak pernah mendengar lagu yang tengah sia dengarkan kini.
"Apa itu penting?" jawab Aera malas, memilih kembali menutup mata menikmati lagu tersebut.
Taehyung menatap profil Aera dari samping, bingung mau mengatakan apa.
"Hya, Kim Taehyung, sebenarnya apa alasan kau kemari?"
"Entahlah," jawab enteng Taehyung, menyenderkan badan ke batang pohon sakura.
Mata perempuan terbuka kembali, kini memilih menoleh kepada pria tampan di sebelah.
"Berhentilah menggangguku, aku janji tidak akan mengganggumu lagi. Apa kau tida dengar yang aku ucapkan di UKS waktu itu?!"
"Kalau aku tidak mau bagaimana?" ujar Taehyung tesenyum mengejek.
"Kau benar-benar .... " gemas Aera. Menggerakkan tangan seolah-olah meremas sesuatu. Taehyung terkekeh, mengacak surai Aera gemas.
"Ayo, jalan jalan, kau sudah lebih baik 'kan?" ajak Taehyung.
"Aaa, perutku tiba-tiba sakit." Aera beralibi, memegang perut dan memasang ekspresi seakan-akan kesakitan.
"Pembohong! Ayo!" Taehyung langsung berdiri setelah melepas headset yang menempel di telinga, dengan sedikit kekuatan Taehyung menarik kedua lengan Aera hingga mau tidak mau Aera sudah berdiri di hadapan Taehyung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Love [KTH] || [END]
Fiksi PenggemarCerita klasik perjalanan cinta anak remaja. Menceritakan awal hubungan dari benci menjadi cinta. Aera si tengil yang sering mencari gara-gara si tampan, Taehyung.