Benar saja, bahkan Taehyung mengantarkan Aera hingga depan rumah.
"Pulanglah!" Kalau bukan rasa terima kasih sebab Taehyung telah menyelamatkannya beberapa waktu lalu mungkin sekarang Aera sudah melempari Taehyung dengan batu agar pria itu pergi dari hadapannya sekarang juga.
"Masuklah, aku akan pergi setelah kau masuk," ujar Taehyung santai, tersenyum simpul membuat Aera semakin geram.
"Kim Taehyung, kau .... " Perkataan Aera terpotong saat ibu tiba-tiba membuka pintu.
"Aera, kenapa baru pulang?" tanya ibu, melangkah ke arah putrinya.
"Ibu, itu ... tadi .... " Aera mengusap tengkuknya bingung mau mengatakan apa.
"Dia terlambat pulang karena menunggu saya latihan main catur, saya mohon maaf, Bibi," sahut Taehyung seraya membungkuk.
"Kau ... siapa?" tanya Ibu menatap Taehyung yang juga menatapnya.
"Dia teman sekolahku," sahut Aera cepat. Tidak ingin Taehyung menyahut yang tidak-tidak.
"Tepatnya pacar Aera, Bibi." Aera terbelalak mendengar perkataan Taehyung barusan.
"Si Brengsek ini benar-benar cari mati!" Aera mengumpat murka.
Menatap Taehyung dengan tatapan membunuh, tetapi Taehyung malah menampilkan senyum kotak, membuat Aera ingin menerkam Taehyung dan memutilasinya sekarang juga.
"Benarkah? Kenapa Aera tidak pernah bilang?" Ibu menatap Aera minta penjelasan.
"Ibu, dia .... " perkataan Aera tiba-tiba dipotong oleh Taehyung.
"Kami baru saja berpacaran sekitar satu jam yang lalu. Jadi, Bibi, apa tidak apa-apa jika Aera berpacaran dengan saya?" tanya Taehyung, melirik Aera sekilas.
"Tentu saja boleh!" Sahut ibu semangat. "Aera tidak pernah memiliki hubungan dengan seorang pria sebelumnya. Bibi pikir Aera itu tidak normal, tapi sekarang melihat pacar Aera yang sangat tampan membuat Bibi merasa bahagia. Ayo, kita makan malam bersama!" ajak ibu seraya merangkul Taehyung memasuki rumah.
"Ibu" panggil Aera lemas. "Si Brengsek itu benar-benar cari mati," umpatnya.
🎭
Kini mereka berempat sudah berkumpul di meja makan. Taehyung menatap ayah Aera gugup. Bagaimana tidak, sekarang mereka duduk berhadapan hanya meja makan menjadi pembantas.
"Jadi kau pacar Aera?" tanya ayah tiba-tiba membuat Taehyung sedikit kaget.
"I ... iya Paman" jawab Taehyung terbata-bata.
"Hah ... menyebalkan," gumam Aera pelan sambil menyuap nasi.
"Yes!!" girang ayah langsung menaruh lauk ke mangkok nasi Taehyung. "Selamat! Kau bisa menjinakkan kucing liar ini, Paman berpikir dia akan menjadi perawan tua karena tidak pernah berpacaran."
Taehyung melongo melihat reaksi ayah Aera, Taehyung pikir dia akan kena marah ternyata reaksi ayah Aera benar-benar diluar ekspetasi Taehyung.
"I ... iya terima kasih, Paman." Cengir Taehyung, menoleh kepada Aera yang duduk di sampingnya.
"Awas saja kau!" ujar Aera tanpa suara membuat Taehyung terkekeh geli dan mengacak-ngacak rambut Aera gemas.
"Menggemaskan," ujar Taehyung membuat ayah dan ibu terkikik melihat interaksi keduanya.
"Ayo, kita makan malam dulu!" titah ibu dan diangguki yang lain.
Mereka makan dengan lahap, terkadang ayah akan membuat lelucon dan membuat ketiga orang yang berada di sana tergelak. Sesekali ayah dan ibu menceritakan bagaimana kisah cinta mereka semasa sekolah dulu. Hingga pertanyaan ayah Aera membuat susana ceria menjadi diam beberapa saat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Love [KTH] || [END]
FanfictionCerita klasik perjalanan cinta anak remaja. Menceritakan awal hubungan dari benci menjadi cinta. Aera si tengil yang sering mencari gara-gara si tampan, Taehyung.