21

39 8 0
                                    

Untuk part ini  PoV-nya campur antara PoV3 sama PoV1.

🎭

Akhir-akhir ini Aera selalu menempel di sisi Taehyung, walau nyatanya Taehyung terus mendiami Aera, bahkan menegur Aera agar perempuan itu menjauh darinya.

"Taehyung, bagaimana, hm? Hari ini saja, yah?" pinta Aera penuh harap. Sudah berpuluh-puluh kali Aera memohon kepada Taehyung agar mau jalan-jalan bersama hari ini.

"Tidak mau, pergilah!" usir Taehyung untuk kesekian kali, bahkan kadang Taehyung tidak segan mendorong pelan Aera agar menjauh.

"Tidak mau! Mau, hmm?" Menjatuhkan kepala di bahu Taehyung sambil mendekap lengan pria itu erat.

Taehyung memutar bola mata kesar dengan kasar melepas dekapan Aera. "Pergilah, aku sedang sakit kepala!" Taehyung mempercepat langkah memasuki kelas. Sejemang Aera terdiam.

"Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja Kim Taehyung." Dia bergumam, memilih memasuki kelas Taehyung. Beruntung kelas Taehyung masih sepi bahkan Jungkook dan Jimin belum datang.

Aera menatap Taehyung yang tengah menelungkupkan kepala di antara kedua tangan. Perlahan Aera duduk di kursi Jungkook yang bersebelahan dengan Taehyung. Melakukan hal yang sama.

Tiba-tiba Aera terkekeh tanpa mengeluarkan suara. Dejavu. Hal seperti ini sebelumnya pernah terjadi kepada mereka.

Taehyung menoleh menatap Aera, kini mereka saling bertatapan. Mata Taehyung yang merah membuat Aera berasumsi jika benar Taehyung sedang sakit kepala, mungkin karena kurang tidur.

"Jangan sentuh" larang Taehyung saat melihat tangan Aera terangkat ingin menyentuh jidatnya. Aera berdecak, tetap menempelkan telapak tangan di jidat Taehyung.

"Tidak panas," gumam Aera pelan.

"Kau pikir aku demam, singkirkan tanganmu sekarang!" titah Taehyung. Walau menggerutu, Aera memilih menyingkirkan tangan. Namun, tidak lama tangan itu bergerak mengurut kepala Taehyung.

"Sakit kepala biasa atau sakit kepala sebelah? Mau minum obat?" tanya Aera perhatian.

🎭

-Kim Taehyung-

"Sakit kepala biasa atau sakit kepala sebelah? Mau minum obat?" tanyanya. Jelas dapat kulihat dari sorot mata jernih itu dia benar-benar khawatir dengan kondisiku saat ini. Alih-alih menjawab aku memilih menyentak tangannya kasar. Rautnya berubah terkejut akan perlakuan kasar barusan.

"Taehyung?"

"Pergilah! Aku sudah muak!" Bentakkanku kembali membuatnya terkejut. Dia menegakkan badan, tetapi pandangannya tidak lepas menatapku.

"Aku akan pergi, tapi berjanjilah untuk jalan-jalan bersamaku hari ini." Aera kembali meminta seraya menampilkan senyum manisnya. Sialan.

"Dalam mimpimu!"

Lebih baik menyelesaikan obrolan sampai di sini, aku memiliu meninggalkannya sendirian di dalam kelas. Demi apa pun aku merasa kembali menjadi Taehyung yang brengsek.

🎭


Aera menghela napas melihat penolakkan Taehyung untuk kesekian kali.

"Kenapa tidak menyerah saja?" Mark yang sedari tadi menjadi penonton gelap akhirnya menampakkan diri dan menghampiri.

"Menyerah apanya?" tanya Aera seolah-olah tidak ada yang terjadi.

"Ayolah, Aera. Cinta tidak membuatmu bodoh 'kan? Taehyung sudah mencampakkanmu, apa lagi yang bisa kau harapkan darinya?"

Mengetahui hubungan Aera dan Taehyung berada di ujung tanduk sebab Taehyung mencampakkan Aera, jauh di lubuk hati Mark dia sangat ingin memberikan bogeman ke wajah pria itu.

Game Of Love [KTH] || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang