24

32 4 0
                                        

Setelah kejadian malam itu, kondisi Taehyung memburuk hingga harus di rujuk ke rumah sakit.

🎭

-Kim Taehyung-

Ponsel tiba-tiba berbunyi, tertera nama Aera di layar ponsel. Tidak tega mengabaikan panggilan itu untuk yang kesekian kalinya, akhirnya aku mengangkat sambungan telepon.

"Halo."

"Taehyung, kau di mana? Kenapa tidak ada kabar dua hari? Apa kau baik-baik saja?" tanya Aera bertubi tubi.

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir hmm? Ah, pelan-pelan." Aku berusaha menjawab pertanyaan Aera sesantai mungkin, tetapi tidak lama aku mengerang sakit saat suster tiba-tiba memasangkan infus di punggung tangan, sebelumnya aku tidak sengaja melepaskan infus yang sudah dipasangkan sejak hari pertama masuk ke sini.

"Maafkan saya, saya akan pelan-pelan," ujar suster itu meminta maaf, tak lama dia keluar dari ruangan setelah menyelesaikan tugasnya.

"Aera," panggilku karena sedari tadi Nk hanya diam saja.

"Ah, kenapa?" tanyanya.

"Kenapa hanya diam? Aku baik-baik saja, jadi jangan khawatirkan aku." Berharap Aera percaya.

"Kau di mana? Kenapa ada suara perempuan?" Aku gelagapan. Ternyata dia mendengar suara suster tadi.

"Ah, itu ... itu bibiku." Terpaksa aku berbohong, sialnya aku sedikit tergagap. Aera tidak menyahut, aku pikir dia pasti curiga.

"Benarkah? Aku hanya merindukanmu, kapan kau akan kembali?" Tanpa sadar menghembuskan napas lega.

"Hari ini mungkin aku akan pulang, aku tengah berada di rumah bibi. Aku juga merindukanmu." Benar, aku merindukannya, sangat.

"Eoh, rumah bibi mu yah, apa masih berada di kota Seoul?" Kenapa dia menanyakan ini, apa Aera masih belum percaya?

"Yah, tentu ... tentu saja, kau tidak percaya?" Sebaiknya aku sudahi saja pembicaraan hari ini dari pada aku terus-terusan membohongi Aera. "Sudah dulu, aku sedang sibuk." Tanpa menunggu persutujuannya aku lekas menutup sambungan telepon.

"Maafkan aku." Meremas ponsel kuat. Sebenarnya aku tidak tega membohonginya, tapi aku tidak ingin membuatnya khawatir.

Sebelum keluar dari rumah sakit aku menerima secarik kertas dari lelaki paruh baya yang membantuku selama ini. Dokter Lee, dia juga dokter keluarga Kim. Lelaki paruh baya itu meremas bahuku pelan seakan menguatkan.

"Aku sudah menulis semuanya di sini, karena aku tahu kau tidak ingin mendengarnya langsung dari mulutku," ujar Dokter Lee, aku mengangguk dan tersenyum saat lelaki paruh baya itu melangkah meninggalkan. Memang permintaanku dari awal semua yang ingin diucapkan Dokter Lee lebih baik di tulis saja di kertas itu. Karena aku takut mendengarnya secara langsung.

Dengan tangan yang bergetar, aku membuka dan membaca isi kertas. Menghela napas kasar, membaca kalimat demi kalimat yang tertera. Aku menahan air mata saat membaca kata demi kata terakhir.

"Hah! Tujuh bulan bukan waktu yang lama," gumamku lalu meremas kuat kertas itu hingga tak berbentuk, aku menengadahkan kepala berusaha menahan air mata yang hampir tumpah. Namun, sayangnya dua bulir air mata tetap lolos mengalir di ke dua pipi, menyeka air mata kasar aku berlari kecil meninggalkan tempat itu.


🎭

Jimin dan Jungkook terdiam tak tahu harus bereaksi apa. Tentzu mereka sangat terkejut mengetahui jika waktu Taehyung hanya tinggal tujuh bulan.

Game Of Love [KTH] || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang