"Semuanya akan terungkap saat waktunya tiba."
Aer meghembuskan napas kasar setelah membaca tulisan Taehyung yang ada di gembok.
"Apa maksudnya? Apa benar dia ... dia hanya mempermainkanku selama ini?" Aera bergumam, tampak gelisah. Dia kini tengah berada di bus untuk kembali menuju apartemen Taehyung, tidak lupa membawa gembok ikut serta.
Notifikasi berbunyi tanda pesan masuk. Aera merogoh ponsel di saku celana dan membuka pesan.
-Kau di mana? Kenapa tidak masuk sekolah? Kau berbohong kepada orang tuamu jika tadi malam menginap di rumah Sindy?-
Isi pesan Mark membuat Aera sedikit bingung. Kapan dia berkata kalau tadi malam bermalam di rumah Sindy.
"Apa Taehyung?" Aera gumam. Dengan lihainya jari-jari Aera mengetik huruf-huruf di keyboard ponsel. "Aku sedang dalam perjalanan menuju apartemen Taehyung, aku tidak masuk sekolah karena sedang tidak enak badan pagi tadi." Aera kembali bergumam dan mengirimkan pesan itu kepada Mark.
Kembali, ponsel Aera berbunyi.
-Aku dan JJ akan menyusul mu ke sana.-
"JJ? Ah, Jungkook, Jimin." Angguknya mengerti.
🎭
-Kang Aera-
Bus berhenti, aku langsung melarikan kaki menuju apartemen Taehyung. Menghela napas lelah, apa aku akan kembali bertengkar dengan Taehyung.
Memikirkan itu langkahku menjadi lesu.
"Aera!" panggil seseorang. Menoleh, mencari siapa yang baru saja memanggilku. Tidak jauh dari tempatku berpijak, Mark, Jungkook dan Jimin berlari menghampiri.
Apa mereka bolos sekolah?
"Apa yang kalian lakukan di sini? Apa kalian bolos?" Seraya memasang tampang curiga.
"Ck, hari ini para guru sedang rapat maka dari itu bisa pulang cepat." Jimin menyahut, tidak senang akan tuduhan yang kutunjukkan.
"Aku hanya bercanda." Alibiku.
"Apa itu?" tanya Jungkook dan aku mengikuti arah pandang Jungkook yang tengah menatap gembok di genggaman.
"Ahhh, ini. Aku harus memastikan ini kepada Taehyung. Ayo!"
🎭
Mereka berempat kini sudah berada di depan pintu apartemen Taehyung.
"Apa kalian tahu pinnya?" tanya Mark menatap Jungkook dan Jimin bergantian.
"Tekan saja belnya maka Taehyung akan membukakan pintu, sangat tidak sopan jika kita masuk ke dalam apartemen orang sesuka hati," ujar Jimin.
"Banyak bicara, buka saja pintunya langsung, aku ingin pipis. Tidak tahan lagi." Alibi Mark.
Kesal, Jimin memasukkan pin apartemen. Pintu apartemen terbuka dan hal yang pertama mereka lihat adalah ....
🎭
-Kang Aera-
"Taehyung," panggilku pelan, sangat pelan tepatnya.
Aku melihat Taehyung dan Fanny sedang berciuman. Dadaku berdenyut nyeri saat tatapan kami bertemu, aku dapat menangkap Taehyung tengah ber-smirk ditengah-tengah ciumannya.
"Harusnya kalian tekan belnya. Benar-benar tidak sopan." Taehyung berkata seakan-akan tidak ada yang terjadi, kendati begitu dia terus menatapku.
"Keparat ini!" geram Mark yang sudah bersiap melayangkan tinju, tetapi dengan cepat kutahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Game Of Love [KTH] || [END]
FanfictionCerita klasik perjalanan cinta anak remaja. Menceritakan awal hubungan dari benci menjadi cinta. Aera si tengil yang sering mencari gara-gara si tampan, Taehyung.