15

37 10 1
                                    

Aera terlihat gelisah saat menunggu Taehyung di depan gerbang sekolah. Pasalnya setelah mengantarkannya ke rumah tadi malam Taehyung hanya diam, enggan berucap sepatah kata pun dan itu membuat Aera merasa tak nyaman.

"Eoh, Aeea. Kenapa tidak masuk?" tanya Sindy yang baru datang. Dia menghampiri Aera, berdiri di sampingnya.

"Aku sedang menunggu seseorang." Manik bergerak liar mencari sosok yang sedari tadi dia tunggu.

"Siapa?" tanya Sindy penasaran.

"Taehyung." Aera menatap Sindy. "Aku sudah mencarinya di kelas tadi, kata teman sekelasnya dia belum datang."

"Untuk apa mencarinya? Jangan bilang kalau kau ingin menjailinya lagi?!"

"Tidak, aku juga bingung kenapa aku merasa tidak enak kepadany. Ah ... aku melupakan dia karena Mark."

"Mark? Aahh ... Mark baru kembali dari LA benar 'kan? Tadi malam dia ke rumahku," tutur Sindy.

"Mark ke rumahmu?" tanya Aera penasaran.

"Eemm, Aeea. Apa kau belum sadar kalau Mark itu .... "

"Mark itu apa?" Tanya seseorang menyela ucapan Sindy.

Sindy dan Aera langsung menoleh ke arah sumber suara. Pria itu melambaikan sebelah tangan dengan senyuman manis yang terukir.

"Mark Tuan!" pekik Sindy girang.

Mark melangkah ke arah mereka dan langsung memeluk keduanya.

"Aku sangat merindukan saat seperti ini," ujar Mark setelah melepas pelukkan. "Apa kau sudah sarapan?" tanya Mark perhatian kepada Aera.

"Em!" Aeratersenyum membuat Mark mengacak surai gemas. "Ah, Mark!" pekik Aera tanpa menghilangkan senyuman di wajah. Sudah lama sekali mereka bertiga tidak seperti ini.

Kala itu Taehyung dan Jungkook memasuki gerbang sekolah, menatap mereka yang tengah bercanda.

"Eoh, itu Taehyung!"

Sindy, Aera dan Mark serentak menatap kedatangan Taehyung dan Jungkook. Bahkan Mark sudah menghentikan tangannya yang mengacak surai Aera.

Kedua mata itu saling beradu pandang, dengan senyuman di wajah Aera berniat menyapa Taehyung lebih dulu, namun sorot tak bersahabat di mata pria jangkung itu membuat Aera sedikit ragu. Wajah dingin itu mengalihkan pandangan dari Aera, melangkah melewati tanpa berniat ingin menyapa atau memberikan senyuman seperti hari biasa.

Entah kenapa perlakuan Taehyung pagi ini sukses membuat dada Aera terenyuh sakit.

"Bukankah dia pria yang kemaren?" tanya Mark.

"A-aku duluan." Paamit Aera, tergesa menuju kelas.

"Dia kenapa?" tanya Sindy bingung, sedangkan Mark hanya diam saja memperhatikan tingkah Aera. "Mark, kenapa kau pakai seragam sekolah kami? Jangan bilang kalau kau .... " Sindy baru menyadari jika Mark memakai seragam sama persis dengan apa yang dia kenakan.

"Tepat sekali! Aku ikir otak bodohmu ini tak dapat menebaknya. Ayo, temani aku keruangan kepala sekolah," pinta Mark yang langsung diangguki Sindy.

🎭

"Hya, Kim Taehyung!" panggil Aera, terus berlari mengejar Taehyung yang tampaknya tak mempedulikan teriakkannya. Buktinya Taehyung tak berniat menghentikan langkah.

"Sebenarnya apa yang terjadi, Tae? Kenapa kau malah bertingkah tidak peduli pada Aera hari ini? Apa karena pria yang tadi berada bersama mereka?" tanya Jungkook. Jungkook menghela napas kasar saat pertanyaannya tak digubris. "Kenapa? Apa kau cemburu? Bagaimana dengan rencanamu kepada Aera?" Mulut sialan, Jungkook mengutuk dirinya sendiri.

Game Of Love [KTH] || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang