Jimin pov
Aku pulang kerumah sendirian, karena Taehyung dan Jungkook pergi entah kemana dan aku tahu pasti mereka sedang melakukan sesuatu.
Saat aku masuk sampai di depan apartemen, aku tersenyum kearah satpam yang sedang bertugas. Satpam itu balik tersenyum.
Lalu aku berjalan menuju lift dan menekan tombol agar aku bisa masuk kedalam lift. Saat pintu lift terbuka, aku segera masuk dan menekan angka 5 dan menunggu lift sampai di tempat yang kutuju.
Lift berhenti, itu berarti aku sudah sampai di lantai 5. Pintu lift terbuka dan aku segera keluar.
Aku berjalan menyusuri lorong dan segera menuju apartemen milikku dan hyung. Aku membuka pintu apartemen dengan kunciku dan masuk kedalam apatemen. Menutup pintunya dan menyimpan sepatuku di rak sepatu.
Aku berteriak kepada hyung kalau aku suda pulang. Saat aku mendengar suara orang yang tertawa, aku langsung memelankan langkahku. Aku berjalan ke ruang santai dan melihat apa yang terjadi disana.
Aku melihat siapa yang sedang tertawa, ternyata itu Yoongi hyung dan Hoseok hyung. Hatiku mendenyut perih saat melihat Yoongi hyung tertawa begitu keras bersama Hoseok hyung, walau begitu Hoseok hyung begitu baik kepadaku.
Tetapi aku sedang merasa cemburu kepadanya, karena saat bersamaku Yoongi hyung tak pernah tertawa lepas seperti itu. Bahkan saat aku sedang melempar lelucon. Hah, itu hanya masa lalu. Masa lalu yang aku rindukan sepanjang hari. Saat dia tertawa, tersenyum lebar dan caranya membuat senyum khas nya. Sangat menenangkan dan manis.
Ini sakit dan hatiku begitu hancur. Aku tak bisa menggerakkan tubuhku sama sekali. Aku tak bisa merasakan ketika pelupuk mataku mulai mengeluarkan air mata. Aku merasa mataku mulai banjir dan perlahan menuruni pipi gembilku.
“Mengapa? Mengapa harus aku yang mengalami ini? Aku mencoba, mencoba keras untuk berubah. Untuk membuktikan kalau aku bisa hidup tanpamu. Tetapi sialnya hati dan pikiranku berlawanan denganku. Aku membenci ini. Ini sungguh menyakitkan. Aku butuh udara, aku butuh teman-temanku, aku butuh seseorang yang bisa membuatku bernafas bebas seperti dulu.”
Mereka berdua begitu lucu. Seperti pasangan yang sesungguhnya, atau mungkin mereka berdua sudah menjadi pasangan sekarang. Karena mereka begitu manis dan aku melihat mata Yoongi hyung begitu berbinar seperti bintang saat melihat Hoseok hyung.
Aku berjalan dengan cepat. Tetapi sialnya hyung melihatku dan memanggilku. “Jimin? Kau sudah pulang?” suara itu begitu tenang. Tetapi ayolah, dia memanggilku Jimin, bukan Chim.
“Fuck you, Yoongi!” gumamku dalam hati. Lalu aku hanya tersenyum kearah mereka. “Ya-yah a-aku mengantuk, jadi aku ingin tidur dan ha-hai Hoseok hyung.” Aku melambaikan tanganku dan aku melihat Hoseok hyung tersenyum padaku begitu bersinar seperti matahari.
Aku tak bisa berteriak kepadanya, atau mengatakan akalau aku membencinya karena senyuman yang ia berikan kepadaku, itulah alasan mengapa aku tak bisa membencinya. Tiba-tiba Yoongi hyung kembali bertanya “Kau tak ingin makan malam?”
Aku menggelengkan kepalaku “Tidak, aku sudah makan malam bersama Tae dan Jungkook.” Bohongku. Karena aku ingin segera pergi ke kamarku dan menutup perlahan pintunya. Dengan perlahan air mataku mulai menuruni pipiku.
Aku menangis, aku menangis begitu keras. Aku merasakan sakit yang teramat sangat didalam hatiku. Aku tak bisa menahannya sehingga aku menangis begitu keras. Aku menguburkan wajahku pada bantal. Aku bisa merasakan begitu bergetarnya tubuhku. Dan aku tidak bisa berpikir jernih.
“Ini sakit. Kau memberiku kesakitan setiap harinya. Aku ingin menemukan jalan agar aku bisa menghilangkan rasa sakit ini. Kumohon hyung jangan terus begini kepadaku. Aku ingin bahagia walaupun hanya sekali. Jangan membuatku merasa sakit seperti ini hyung. Aku tak bisa menahannya lebih lama lagi.”
Tbc
Panggil ambulans pliss:( kasian Jimin:(
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛᴇᴀsᴇ || ʏᴏᴏɴᴍɪɴ (ᴛʀᴀɴsʟᴀᴛᴇᴅ) ✔️
Romanceᴏʀɪɢɪɴᴀʟ sᴛᴏʀʏ ʙʏ ʏᴏᴏɴғᴜᴄᴋɪɴɢsᴇxʏ Tentang Yoongi dan Jimin yang udah sahabatan lama. Warn! Smut! Dirty talk! And give a support to original author too~ Start : 11-07-19 End : 16-12-19