Space

3.2K 289 6
                                    

Jimin pov

Sudah beberapa minggu terlewati semenjak hari itu. Aku melihat Yoongi hyung dan Hoseok hyung berbicara satu sama lain di apartemen kami.

Mungkin mereka akan pergi kesuatu tempat. Aku memikirkan sesuatu hingga suara Taehyung kembali menyadarkanku.

“Jimin, kau baik-baik saja?” gumam Taehyung khawatir.

“Aku baik Tae, tak usah khawatir.” Aku tersenyum padanya, walaupun didalam hatiku aku merasakan sakit.

Taehyung menaikkan alis kannya dan duduk disebelahku, dan melihatku seperti aku mangsanya dan dia predator yang siap menerkamku kapan saja.

“Tidak. Kau sedang tidak baik Chim. Kau terlihat begitu sedih. Benarkan?” aku menggangukkan kepalaku seklai. Taehyung mengenalku lama, dan selalu disampingku. Taehyung dan Kookie merupakan sahabt yang baik. Seperti aku dan hyung saat kami di Daegu.

Aku tahu saat aku lahir di Busan tetapi ibuku mempunyai rumah di Daegu dan ibuku berasal dari Daegu dan ayahku berasal dari Busan.

Aku kembali tersadar saat merasakan Tae memelukku. “Aku tahu kau sedang merasakan sakit, tetapi percayalah aku selalu disisimu, peduli denganmu tidak peduli dengan apapun yang terjadi. Oke?

Aku tersenyum dan menganggukkan kepalaku sekali lagi. Aku memeluk Taehyung dan menangis didadanya begitu keras.


Aku berjalan kedalam apartemen kami. Aku menyimpan sepatuku di rak sepatu dan berjalan menuju ruang santai. Aku melihat Yoongi hyung sedang fokus menatap laptopnya.

Aku berjalan menuju kamarku, tiba-tiba Yoongi hyung berbicara “Kau sudah pulang Chim?” aku terhenti karena mendengar nama itu lagi dari bibirnya.

“Ya aku sudah pulang. Aku ingin istirahat. Selamat malam.” Aku berjalan cepat. Tetapi aku mendengar sesuatu namun tak begitu jelas.

“Apa yang dia katakan hmm... terserahlah.” Aku membuka pintu kamarku dan memasuki kamarku. Aku menutup pintu dan menyimpan barang-barangku di meja dan merebahkan badanku di kasur.

Aku menghela nafas dan menarik nafas dalam. Aku merasakan hatiku berdetak kencang saat melihat Yoongi hyung. Hatiku berteriak kepadaku untuk mencari tempat baru agar bisa menjauh darinya.

Aku menangis, menangis lagi dan lagi sampai aku mengantuk. Ini rutinitas baruku semenjak minggu lalu.

Aku terbangun lebih awal, dan berjalan ke dapur untuk menemukan sesuatu untuk dimakan. Orang tua kami mengirimkan makanan dan uang untuk kami, walaupun hyung sudah bekerja. Orang tuanya mengirimkan yang hyung butuhkan di apartemen.

Aku memakan makananku. Saat aku selesai memasak, aku mendengar langkah kaki menuju kearahku. Aku mengabaikannya dan kembali memakan makananku dalam diam.

“Selamat pagi Chim.” Hyung menyapaku dan mengambil minuman didalam kulkas.

Aku mengabaikan dia dan memakan makananku lagi seperti tidak terjadi apapun. Dia menatapku sambil meminum air. Tiba-tiba dia kembali berkata “Kau baik-baik saja Chim?” nada bicaranya penuh kekhawatiran dan bingung.

Aku membenci nama panggilan itu saat dia memanggilku seperti itu. Tak masalah jika temanku memanggilku Chim, tetapi saat kata itu leuar dari bibir Yoongi hyung aku membencinya.

Aku tak menyangka saat aku tiba-tiba berdiri dan berteriak padanya. “Jangan pernah memanggilku seperti itu lagi!”

Aku melihat matanya melebar, badannya kaku dan menatapku terkejut.

“Kau tahu hyung, jangan bersikap atau memanggilku dengan nama panggilan itu lagi. Aku membencinta saat kau berbicara seperti itu didepanku. Kumohon.”

Aku menatapnya nyalang dan penuh emosi.

“Apa-aku hanya- tunggu mengapa? A-aku minta maaf jika aku salah oke? Chim kau kenapa? Kau begitu dingin kepadaku semenjak minggu lalu sampai sekarang? Apakah aku melakukan kesalahan padamu? Beritahu aku mungkin kita bisa-“ dia berhenti berkata saat aku berbicara lagi padanya.

“Aku butuh ruang. Kau tak punya salah kepadaku hyung, karena aku lah yang membuat kesalahan itu. Aku minta maaf karena telah dingin kepadamu. Mungkin aku butuh ruang. Aku butuh ruang untuk menenangkan diriku sendiri.”

Aku berjalan ke kamarku lalu mencari tas ku, memasukkan beberapa pakaian dan barang-barang yang kubutuhkan disekolah.

Saat aku selesai aku menutup kamarku dan berjalan kepintu depan. Sebelum aku membuka pintu, hyung kembali berkata.




“Aku memberimu ruang untuk menengkan pikiranmu. Aku tak masalah. Tetapi kumohon kembalilah kerumah.”

Tbc



Hayolohh


ᴛᴇᴀsᴇ || ʏᴏᴏɴᴍɪɴ (ᴛʀᴀɴsʟᴀᴛᴇᴅ) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang