17

20.8K 689 6
                                    

08:00 a.m.

Kriiiit, kriit, kriit

Tap, tap, tap

Ckiiit

Krieett

Ngiiittt

"Udah yang kedua kalinya lo bikin gue khawatir. Lo gabisa buat gue terus - terusan kek gini. Gue tau lo kuat. Gue tau lo beda dari yang lain. Gue mohon, lo harus bisa selamat Ndra. Sakit yang berhubungan sama kepala itu bukan hal yang sepele. Please, gue pengen liat senyuman lo. Senyuman hangat dan manis yang bisa bikin gue selalu semangat. Suara lo yang selalu manggil nama gue ketika lo lagi kesulitan. Gue rindu itu. Gue rindu semuanya. Gue rindu lo Ndra. Gue pengen liat lo kek dulu lagi. Please, bikin gue bahagia di samping lo Ndra. Please. Jangan bikin gue jadi cowok yang lemah Ndra. Ayo Ndra, lo itu kuat Ndra. Bangun Ndra. Gue butuh senyuman lo Ndra." Julian menangis terisak. Dia duduk di kursi depan ruang UGD.

Tap, tap, tap

"Julian,"panggil Tiara.

Julian masih terisak. Ia berusaha menutupi sisi lemahnya. Ia pun menengok, menatap Tiara.

"Ada apa?"tanya Tiara.

"M- mami?!"ucap Julian tersontak kaget.

"Kenapa? Kamu ngapain disini?"tanya Tiara.

-gue jawabnya gimana nih. Aduh dasar bego! Kenapa ga dari awal nelfon mami sih!-batin Julian.

"Maaf mi, Julian lupa ngehubungin yang lain"ucap Julian melemah. "Alea masuk rumah sakit mi,"ucap Julian dengan menatap lantai - lantai rumah sakit. Tiara tersontak kaget.

Tiara segera memberitahu keluarga Alea.

Julian menampakan senyum tidak percayanya. "Dia inget aku mi, dia ngga lupa"ucapnya.

Tiara kaget. Apa yang dimaksud Julian. Tiara mematikan ponselnya. Tiara duduk dikursi dekat Julian. "Maksud kamu?"

Posisi Julian masih seperti yang tadi "Alea inget aku mi," Julian mengangkat kepalanya, melihat manik wajah ibunya yang terlihat sangat kelelahan.

"Alea inget Julian mi,"Julian menampakan senyum manisnya.

"Kamu berhasil buat dia inget kamu lagi, nak"seketika Julian langsung menangis.

"Tapi, kenapa mi? Kenapa dia bisa masuk UGD kaya' gini?"tanya Julian sambil menutupi wajahnya yang sedang menangis.

"Tenanglah, dia pasti baik - baik saja"

-------

Kepalaku sakit, kakiku terasa pegal.

Dan akhirnya satu ingatan yang paling berharga itu muncul kembali.

Jika mataku terbuka lagi, aku akan memeluknya.

Kenapa? Kenapa aku begitu jahat padanya? Aku melupakanya begitu saja.

Tapi, bagaimana ini? Apakah aku begitu pantas setelah aku mungkin saat ini sedang membencinya?

Aku tau rasa sakit yang ia alami saat ia menungguku untuk mengingatnya kembali.

Tapi, aku juga merindukanya. Aku rindu sang hero kecilku.

Aku takut ia khawatir. Aku tak tau mataku akan terbuka kembali atau tidak.

Jika akan terbuka kembali, aku akan segera memeluknya dan meminta maaf padanya.

Mungkin jika tidak, aku akan terus berdoa untuknya. Semoga ia akan menemukan wanita sepertiku, yang selalu menyayanginya.

My Ketos Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang