"Jaehyun, apa yang kau lakukan?"
"apa yang kulakukan?"
"kau tidak perlu berbuat ini"
Jaehyun diam. Badannya yang semula menghadapku kini berbalik untuk menghadap ke depan.
Mobil belum jalan sejak kami memasukinya. Kami masih di depan butik. Memandang mobil yang membawa Lucas serta Daisy semakin jauh hingga menghilang di belokan.
"kau tidak suka pergi denganku?"
Aku mengernyit. Apa Jaehyun harus sesentimental ini?
"bukan itu maksudku"
"aku tidak tahu kalau itu membuatmu terganggu"
Aku memejamkan mata menahan kesal. "sudah kubilang bukan itu maksudku" membenarkan letak dudukku, memandang kotak besar yang ada di antara kami. Berisi setelan gaun dan jas yang baru saja ku ambil.
"kau tidak perlu menuruti apa kata Daisy"
"aku tidak menuruti apa katanya"
"tapi dia—"
"dia bahkan tidak memaksaku. Kau tidak boleh egois, Eve. Dia hanya tidak ingin mengecewakan siapapun."
Aku menunduk lesu. Tidak ada yang di pihakku. mungkin perkataan Daisy memang ada benarnya.
Kukira meski aku tidak membawa siapapun ke pernikahan ini, Mia tidak akan marah. Karena aku sangat mengenal Mia. Tapi kenyataan bahwa wanita itu sudah memintanya dari jauh-jauh hari membuatku agak kepikiran. Aku terkesan sangat menyepelekan hal ini. Tapi aku juga tidak ingin siapapun menyalahkan Johnny.
Tugas kami sebenarnya begitu sederhana. Hanya menjadi pendamping masing-masing pengantin di dalam altar nanti. Tapi...
"kuharap ini tidak akan merepotkanmu." ucapku setelah melewati pergolakan batin.
"kau berjanji tidak akan membicarakan persoalan merepotkan denganku."
benar. Kenapa aku jadi orang yang naif sekali.
"aku pergi atau tidak?" dia memperjelas.
Aku menghela napas.
"acara di mulai jam 7" jawabku pelan. Setelah itu, hanya deru mobil Jaehyun yang terdengar hingga kami sampai dirumah.
●
Pagi-pagi sekali. Bahkan belum sempat langit bewarna cerah aku sudah bangun dengan membuat kesibukan untuk diriku sendiri.
Dress tergantung di depan lemari dengan anggun. peralatan make up sudah tertata rapi di atas meja rias. Sementara itu aku masih sibuk menata rambut di tepian ranjang.
Sesekali mengecek ponsel untuk menemukan chat panjang dari Daisy yang bersisi apa-apa saja yang harus kubawa dan tidak boleh tertinggal. Termasuk Jaehyun juga ada didalamnya.
Aku heran, ini bukan acara camping. Kenapa dia harus seperti ini.
Jam enam tepat ketika aku turun, Jaehyun sudah ada di dapur dengan setelan tuxedo berwarna dark grey yang senada dengan gaun yang kupakai. Dia sedang melakukan sesuatu di depan kompor.
Ketika dia menyadari keberadaanku dan berbalik, Aku sempat merutuki Nora kenapa bisa berpaling dari pria semenarik ini.
Aku tidak munafik. Perkataan Daisy tempo hari yang bilang bahwa Jaehyun adalah pria tertampan yang pernah dilihatnya memang benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved J | NCT Fanfiction
Fanfiction(15+) "about emptiness to complement each other. about time being used in vain" ---------------------------