[J] limabelas

348 51 13
                                    


"sebenarnya aku suka dengan sepupumu itu"

Aku mengerang menatap tumpukan buku didepanku. Sementara Daisy terus saja mengeluh.

"tapi ternyata dia lebih parah dari Mrs Aileen" kemudian mulai merengek. "kenapa kita harus menyelesaikan ini hanya dalam waktu tiga hari? Siapa yang sanggup merangkum lima buku dalam tiga hari?"

Rasanya pusing sekali. Baru beberapa menit yang lalu aku mendengar keluhan dari Daisy tentang Lucas yang tidak pengertian atau apalah itu dia menyebutnya. Lalu keluhan itu kini berisi seputar tugas kuliah yang memang menumpuk di minggu ini.

Mia beruntung sekali tidak ikut merasakan ini semua. Dia benar-benar cuti dari semester ini hingga semester depan.

Ten pernah bilang padaku, "biasanya yang muda itu lebih killer"

benar. Rasanya aku ingin menendang Jaehyun sejauh-jauhnya karena memberi tugas sebanyak ini.

Minggu pertama dia mengajar rasanya senang-senang saja. Banyak temanku yang memujinya. Selain karena parasnya, cara mengajarnya juga santai dan mudah dimengerti.

Minggu kedua dia mulai menyebalkan dengan selalu menunjuk siapapun untuk menjawab pertanyannya.

Lalu minggu ini, dia benar-benar mematahkan perspektif tentang dirinya sendiri pada teman-temanku. Pria itu tidak sesantai kelihatannya.

"aku melihat mood nya sedang tidak baik. Jangan-jangan dia menghukum kita karena itu" ucap Daisy.

Aku meliriknya, "tidak tahu"

"dia kan menumpang di rumahmu. kau salah satu mahasiswanya. Tidak tahu diri sekali"

"Daisy, bedakan masalah ini dengan masalah pribadi"

"jangan membelanya, Eve"

"aku tidak membelanya!"

Daisy merengut. Bersidekap seperti anak kecil yang merajuk. Kepala kecilnya terlihat memikirkan sesuatu sampai tiba-tiba senyumnya merekah. Entah kenapa aku sudah merasa ngeri meski dia belum menyampaikan tentang sesuatu yang hinggap di pikirannya.

"kau harus merayunya"

"apa?!"

"rayu dia agar membatalkan tugas ini" rengeknya.

Aku menghirup napas dalam-dalam. Mencoba memasukkan udara ke dalam hidung dengan rileks dan menahan gejolak ingin menghajar Daisy.

"pertama kau mendesakku agar tidak terlalu dekat dengannya. sekarang kau menyuruhku menggodanya?" kupegangi pelipisku yang terasa berdenyut. Lagipula dosen mana yang pernah membatalkan tugasnya.

"Merayu, Eve. Bukan menggoda. Itu berbeda"

"tidak Daisy. Terimakasih" tidak setelah malam itu yang membuat kami akhirnya memutus total interaksi kami.

Kusandarkan punggungku di pohon. Menikmati limabelas menit istirahat yang terasa singkat dengan duduk di area taman sembari memakan roti isi dan sekotak minuman yoghurt. Rutinitas seperti biasanya.

Disini benar-benar nyaman. Merasakan semilir angin yang menerbangkan anak rambut sementara suara dari kelompok paduan suara di gedung sebelah terasa sangat menenangkan.

Daisy terlihat menyerah. Menopangkan kepalanya di atas lutut dan menghela napas.

"kita harus mulai mengerjakan malam ini. deadline-nya sangat cepat"

Aku mengangguk. Rencananya aku akan mengerjakan tugas ini besok. Meski itu berarti aku akan terburu-buru dalam pengerjaannya.

Tidak apa, untuk beberapa jam berikutnya aku tidak ingin memikirkan hal-hal yang menyangkut tugas kuliah karena sebentar lagi aku akan berkencan dengan Johnny. Bermalam di bukit Clans berdua saja bersama tenda sempit dan api unggun. Lucu sekali aku menyebutnya kencan.

My Beloved J | NCT FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang