Ini bukan update. Bukan cerita tentang Evelyn yang bimbang, hanya cerita sehari-hari tentang aku, Imberlevis. jadi silahkan di skip jika tidak berkenan.
***
Pukul 22.30 aku pulang. Laper? Iya. Capek? Banget. Tapi belum mengantuk. Beberapa part sudah selesai kutulis, hanya menunggu proses edit. Kadang aku bertanya-tanya kapan ceritaku selesai? Bukan hanya di cerita ini, tapi juga yang lainnya. Dan jika kalian tahu, aku punya banyak draft yang menumpuk. Dan segera setelah ini selesai, aku akan melahirkan cerita baru. Dengan genre yang baru dan karakter yang baru.
Kalau membicarakan apakah aku sibuk? Sepertinya aku memang lumayan sibuk. Banyak sekali peran yang harus kuambil dalam sehari-hari. Tapi beruntungnya, aku bukan orang yang suka mengeluh.
Hanya sering membatin. Sama aja haha.
Tapi ada bedanya. Bedanya adalah keluhan atau sambatan tidak pernah keluar dari mulutku.
Well, jadi aku adalah pekerja parttime di sebuah cafe di kotaku. Aku tidak mau menyebut nama kotanya xixi. Jalanan masih cukup ramai.
Beberapa hari lalu aku rutin melihat bapak tua yang biasanya tertidur dengan bersender di pohon. Dia berjualan roti atau entahlah apa itu yang berada dalam box di pelukannya. Dengan duduk meringkuk di pinggiran jalan raya. Hari ini aku tidak melihatnya. Tapi kuharap dia baik-baik saja dan sedang bergelung dalam selimut yang hangat.
Wanita tua dengan jaket hangatnya datang selepas maghrib membuka pintu cafe. Kupikir seperti pengunjung lain, dia hendak memesan minuman. Tapi bukan. Dia menanyakan sebuah lowongan kerja. Aku sempat menanyakan dia datang darimana. Dan dia menjawab telah melakukan perjalanan panjang seharian ini. Suaranya lirih, membuatku tidak begitu mendengar apa yang dia ucapkan. Tidak banyak yang kami bincangkan setelahnya. Dia pamit begitu aku mengatakan bahwa cafe sedang tidak membuka lowongan pekerjaan.
Kemudian pria tinggi itu. Pria yang aku yakin bukanlah penduduk lokal. Wajahnya sedikit mengingatkanku dengan orang-orang dari timur. Tapi bukan sesuatu yang membuatku heran. Kotaku memang dipenuhi dengan pendatang. Beberapa dari mereka adalah mahasiswa. Hari ini pria itu datang lagi. Satu yang kuingat darinya adalah.. Dia tidak pernah berbicara. Biasanya hanya menunjuk menu yang dia pilih, menyerahkan uang kemudian pergi. Tapi hari ini sama sekali berbeda. Ketika tanganny salah membuka pintu yang harusnya ditarik dan dia malah mendorongnya, kudengar dia tertawa. Bahkan sampai mata kami bertatapan, dia masih tertawa. Kemudian berkata, "Seperti biasanya." dan aku tidak perlu memastikan. Karena sudah hapal betul dengan apa yang selalu dia pesan ketika kemari.
Beberapa bulan lagi aku akan menjadi mahasiswa semester 5. Waktu berjalan sangat cepat. Seperti baru kemarin aku ditolak ptn dan berujung bingung harus apa. Pada waktu itu tidak ada hal lain yang kupikirkan selain pergi ke pts. Karena aku tidak begitu tertarik dengan gapyear. Dan tebak? Tuhan telah menyiapkan sesuatu yang baik untukku. Di dalam pts, aku menemukan banyak teman. Yang dulunya kukira aku akan berada dalam lingkungan yang sama sekali berbeda denganku. Tapi ternyata tidak seperti itu. Aku menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya. Aku banyak mencoba hal-hal baru disana.
Beberapa postingan mengenai hal itu telah beberapa kali lewat timeline. Turut senang dengan mereka yang berhasil lolos. Dan kuucapkan semangat bagi yang harus mencobanya lagi. Tidak perlu risau. Aku sangat tahu rasanya. Sedih. Tapi ada banyak alasan untuk bangkit. Jalan menuju sukses bukan hanya satu. Percaya jika tuhan telah menyiapkan rencana yang baik. Tuhan selalu tahu apa yang terbaik, sementara kita tidak.
Bukannya aku melarang sedih. It's totally fine to be sad. or have a bad mood. But always remember that it's a bad day, not a bad life.
Minggu ini aku UAS. Meski tidak banyak materi yang kuserap dari kuliah secara online ini.. Aku tetap mengharapkan hasil yang terbaik.. Jadi doakan aku ya.
Oh ya! Sesuatu yang biasanya membuatku mengeluh akan dunia perkuliahan adalah dosen. Terhitung lima hari salah satu dosen tidak membalas pesanku. Setelah insiden zoom tempo hari yang membuatnya tiba-tiba keluar dari room dan mengatakan, "Ibu tidak mau bicara sendiri."
Kuharap semua segera membaik dan beliau kembali membalas pesanku dan mengajar kami. Aku lelah di berondong pertanyaan dari teman-teman yang menanyakan mengenai beliau. Meski jawaban yang kuberikan tetaplah sama, "Di read aja guys."
Untuk yang membaca ceritaku, aku berterimakasih pada kalian. Sangat. Dan terimakasih jika kalian menunggu. Akan kusempatkan menulis, sesering mungkin.
Setelah menulis ini... Aku sudah tidak lapar. Karena sambil makan bakso haha.
Cukup sekian tentang ceritaku hari ini. Selamat malam. Have a good sleep 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved J | NCT Fanfiction
Fanfic(15+) "about emptiness to complement each other. about time being used in vain" ---------------------------