"kau yakin dia sepupumu?"
Aku mengangguk. Udara menjadi semakin pengap disini.
"kenapa aku tidak yakin?" Lanjutnya.
"itu bukan masalahku"
"kau menyembunyikan sesuatu, Eve?"
"jangan kacaukan acara Mia dengan perspektif konyolmu, Daisy"
"baik-baik. Kau tidak perlu marah jika itu memang hanya perspektifku"
Tidak lama Ten bergabung. Dia nampak lebih sumringah setelah berdansa dengan seorang wanita yang baru dikenalnya.
"something happen here?"
Aku hanya mengendikkan bahu.Dia menawariku minuman untuk kemudian ku tolak. Melihat cairan berwarna ungu pekat itu sama sekali tidak membuatku berminat. Akhirnya dia memberikannya pada Daisy.
Sebetulnya aku sudah tidak tahan berada disini. Semakin malam tamu semakin ramai berdatangan. Hal itu menyebabkan kapasitas ruangan menjadi membludak dan seperti sudah tidak ada space lagi untuk kami berdiam diri.
Sebenarnya aula ini sudah cukup luas. Terlewat luas malah. Tapi memang dari segi tamu saja yang membuat sedikit merisihkan disini.
Lokasinya juga strategis. Diadakan di mansion mewah yang dikelilingi taman hijau segar. Sedikit dekat dengan hutan di sisi belakangnya.
"he keeps looking at you" Ten bersuara. Matanya menatap sesuatu dibelakangku. Siapapun yang dia maksud, aku tidak berminat untuk ikut menatap hal itu.
"benar kan apa kataku?" Daisy terpancing.
"dia yang pagi itu di kampus kan, Eve?" tanya Ten.
Aku mengangguk.
"kau tahu sesuatu tentang dia?" sahut Daisy.
"tidak banyak. Kudengar dia mengajar sastra"
"kau beritahu Johnny kau pergi dengannya?" Daisy menyahut.
"Daisy, kau—" aku kehilangan kata-kata.
Daisy tidak seharusnya bermulut pedas dengan memasang wajah seperti itu. Sucks innocent!
"kau pikir aku wanita seperti apa?" emosiku mulai terpancing.
"aku tidak tahu kenapa kau akhir-akhir ini sering sekali marah"
"itu karena kau yang menyebalkan!"
"girls stop!" Ten menengahi.
"aku tidak suka kau yang terlalu ingin tahu!" kataku dengan intonasi yang lebih tinggi.
"lebih baik aku mencari tahu daripada muncul perspektif-perspektif yang biasanya kau sebut konyol itu!"
Daisy kacau. Jika dia terus bermulut seperti ini harusnya dia berteman dengan wanita sejenis Katie.
"jika kau temanku! Kau tidak akan berasumsi hal-hal seperti itu padaku!"
"bagus, kalian menarik perhatian banyak orang" Ten menoleh ke sekitar. Mencoba mencairkan suasana. Berbisik pada orang-orang didekatnya bahwa kami baik-baik saja.
Bertahan lama-lama disini hanya akan membuatku semakin geram. Udara sudah sangat pengap dan Daisy malah berkontribusi membuat suasana disini semakin tidak nyaman.
Akhirnya aku memutuskan pergi— tanpa sepatah katapun. Entah kemana kakiku membawa pergi, yang penting aku menjauh dari sini.
Gelapnya langit adalah hal pertama yang menyambutku ketika aku keluar. Syukurlah udara segar mulai merasuki rongga hidungku. Musik-musik yang mengalun juga terdengar semakin samar ketika aku berjalan menjauhi gedung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved J | NCT Fanfiction
Fanfic(15+) "about emptiness to complement each other. about time being used in vain" ---------------------------