bagian dua

6.8K 295 6
                                    

" syifa bangun udah maghrib " kata zahra dengan mengguncang tubuh gue

" enghh apa " jawab gue setengah sadar

" bangun udah maghrib " ucap zahra

"Emang jam berapa sihh? " kata gue sewot

" jam setengah 6 sana kamu mandi ntar ketinggalan jamaah " jawab zahra

" ntar, lo kalau mau sholat ya sholat aja nggak usah ngajak ngajak " kata gue dengan kembali menutup mata

" sholat itu wajib syifa.. Emang kamu mau masuk neraka " jawab zahra lagi

" iya iya bawel banget sih lo " ucap gue sewot

" ancem aja terus sampai lo puas " lanjut gue seraya bangkit

Gue langsung bangkit dan berjalan mengambil pakaian dan pergi kekamar mandi. Setelah kurang lebih 20 menit gue kembali kekamar dan ternyata zahra dan kirana masih nungguin gue. Mereka memperhatikan gue dari bawah keatas

" apa ada yang salah sama penampilan gue? " tanya gue ke mereka

" kamu yakin pakai baju kaya gitu kemasjid? " tanya kirana

" bukan jawab pertanyaan gue malah balik nanya " jawab gue ketus

" udahlah jadi nggak kalian ajak gue kemasjid, sebelum gue mager " lanjut gue

" ya udah ayo " kata mereka kompak

Emang ada yang salah sama pakaian gue? Gue rasa sih nggak ada yang salah, gue juga pakai pakaian cukup sopan. Kaos lengan panjang warna pink polos dan celana levis berwana navy. Udahlah bikin pusing banget. Gue berjalan di belakang karina sama zahra dengan wajah malas. Seketika wajah gue berbinar ketika melihat usatdz adnan berjalan ke arah masjid

" itu ustadz adanan kan? " tanya gue

" iya.. Kenapa? " jawab kirana

" iya nih.. Kenapa? Kamu suka ya sama ustadz adnan? " cerocos zahra

Seketika wajah gue langsung panas mendengar pertanyaan zahra

" cieeee blushing " sorak mereka kompak

" apaan sihh " kata gue

Gue langsung berjalan meninggalkan mereka dan mempercepat jalan dan sampailah kaki ini berhenti didepan ustadz adnan

" hai ustadz " sapa gue dengan senyum manis

" hmm " hanya dijawab deheman oleh ustadz adnan

" cuek banget sih tadz " kata gue

Dia hanya memperhatikan gue tanpa menjawab

" ehh tadz syifa mau nanya nihh " lanjut gue

" nanya apa? " tanyanya datar

" ini jari apa? " tanya gue sambil menunjukkan jari kelingking gue

" jari kelingking " jawabnya

" kalau ini jari apa? " tanya gue lagi dengan menunjukkan jari manis

" itu jari manis.. Emang kenapa? "

" bukan ini namanya udah berubah jadi jari aja "

" kok bisa? " tanya ustadz adnan lagi

" karna manisnya udah diambil sama ustadz " kata gue dengan diiringi senyum manis

Ustadz adnan hanya menjawab dengan senyum manisnya yang membuat jantungku bekerja dua kali lebih cepat dan melanjutkan langkahnya ke masjid

" berani banget kamu fa gombalin ustadz adnan " kata kirana yang tiba tiba sudah ada di belakangku

" ehh tolol.. lo ngagetin gue kunyuk " ucap gue dengan nyolot

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang