bagian satu

19K 410 9
                                    

Pagi ini adalah pagi yang paling menyebalkan bagi gue. Karna apa? Karna hari ini gue akan dimasukkan kepesantren sama ayah bunda. Kata ayah ini hukuman karna gue emang bandel. Oh ya kenalin nama gue adiba humaira as syifa. Umur gue 19 tahun.nama bunda gue sarah dan nama ayah gue farhan. Back to topik entahlah gue pusing banget mikirin gimana nasib gue nanti dipesantren. Gue harap bunda sama ayah bakal berubah pikiran

" syifa udah bangun belum " teriak bunda dari luar kamar

" udah bun.. Ini baru selesai mandi " jawab gue

" ya udah cepetan turun udah ditunggu sama ayah "

" iya bun bentar "

Setelah itu gue langsung kebawah buat sarapan sama ayah bunda. Kadang gue kepikiran buat kabur biar nggak jadi kepesantren tapi apalah daya gue yang cuma seorang anak yang harus nurut sama orang tua, jangan salah gini gini gue juga takut kalau ntar dikutuk jadi batu sama bunda kalau nggak nurut

" pagi bun.. Yah.. " kata gue lemes

" pagi sayang " jawab mereka kompak

" kenapa kok kelihatan lemes gitu? " tanya bunda

" nggak papa bun.. "

Kita langsung fokus ke makanan masing masing kata ayah nggak baik makan sambil bicara

" syifa kamu udah siap kan? Ayo kita berangkat kepesantren " kata ayah tiba tiba

" ayah emang nggak berubah pikiran? Syifa nggak siap yah.. Syifa nggak mau jauh jauh dari bunda sama ayah.. " kata gue lirih

" ini semua juga demi kebaikan kamu syifa,kalau kamu nggak bandel juga ayah nggak bakalan gini,ayah cuma mau kamu jadi anak yang lebih baik " jawab ayah menjelaskan

" bun..syifa nggak mau " kata gue ke bunda yang sedari tadi hanya memperhatikan

" turuti saja apa kata ayahmu sayang " jawab bunda sambil menahan tangis

" baiklah yah.. Syifa mau " putus gue

" trimakasih sayang " kata ayah lembut

Akhirnya gue bangkit dari duduk dan berjalan ke kamar untuk bersiap siap. Gue memakai celana levis panjang kaus putih bertuliskan beautiful girl rambut digerai dengan memakai bando berwana putih dan terakhir make up natural. Serasa sudah sempurna gue langsung turun kebawah dengan menyeret satu koper berukuran besar

" ayo Yah.. Bun " kata gue

" kamu udah siap sayang? " tanya bunda

" udah bun.. " jawab gue

" ya sudah ayo berangkat " kata ayah

Gue ayah dan bunda berangkat ketempat yang akan gue tinggali setelah ini, gue nggak bisa bayangin gimana nanti hidup gue setelah ini. Setelah perjalanan sekitar 1 setengah jam akhirnya sampai didepan gerbarng yang menjulang tinggi yang bertuliskan pondok pesantren ar arahman tangan gue udah mulai dingin dan berkeringat deg degan cuyy

" Yah bun pulang aja yuk " rengek gue  ke bunda dan ayah

" nggak bisa sayang.. Ini juga udah sampai " kata bunda lembut

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang