bagian sembilan belas

5.9K 275 7
                                    

Aku dan ayah turun kebawah menemui bunda yang sedang duduk diruang keluarga sambil menonton televisi

" kok lama yah manggil syifanya " kata bunda saat aku dan ayah sampai di tangga terakhir

" maaf bunda tadi ayah nungguin syifa selesai solat " kataku menjawab pertanyaan bunda

" oh iya nggak papa " kata bunda

" sini duduk " lanjut bunda sambil menepuk kursi di sampingnya

Aku langsung berjalan kearah bunda yang diikuti ayah dibelakangku. Aku duduk didekat bunda dan ayah duduk didekatku. Aku duduk ditengah-tengah mereka. Aku sangat merindukakan suasana ini

" oh ya fa.. bagaimana kabar suami kamu? " tanya bunda tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi

" baik kok bun " jawabku

" kamu lagi nggak marahankan sama adnan? " tanya bunda curiga

" eng_enggak kok bun " jawabku gugup

Bunda menatapku dengan tatapan curiga

" kok bunda nggak percaya ya? " ucap bunda

" emm bun yah.. syifa keluar bentar ya? " kataku mengalihkan prmbicaraan

" mau kemana " tanya ayah

" emm mau jalan-jalan bentar yah " jelasku

" oh yasudah tapi pulangnya jangan malem-malem " kata ayah

" iya nanti sebelum maghrib syifa sudah pulang " terangku

Aku beranjak menuju kamarku. Mengganti bajuku, aku menggunakan gamis berwarna navy dengan jilbab senada yang menutupi dada. Aku menambahkan bedak tipis diwajahku dan memakai lipblam sedikit di bibirku. Aku mengambil tas slempangku dan menaruh dompetku disana. Aku mematut diriku dicermin yang ada disana, setelah dirasa pas aku memakai sepatu snekers berwarna putih dan berjalan keluar

" yah bun.. Aku berangkat dulu assalamualaikum " pamitku sambil mengecup punggung tangan mereka

" iya hati-hati dijalan " kata ayah

" iya yah " ucapku

Aku berjalan keluar rumah dan menyetop taksi, sebenarnya bisa saja aku meminta supir untuk mengantarku tapi aku ingin sendiri untuk saat ini. Aku pergi ketaman kota untuk sedikit menenangkan fikiranku karna suasana taman ini membuatku sedikit lebih tenang

" setidaknya disini aku merasa sedikit lebih tenang " ucapku pelan sambil duduk disalah satu bangku disana

Aku melihat sekitar, ternyata taman ini tidak terlalu banyak orang yang berkunjung disini  mungkin karna hari sudah sore. Aku melihat seorang anak laki-laki yang sedang terduduk ditanah sambil menangis yang tak jauh dari tempatku duduk saat ini, aku langsung menghampirinya

" hay adik manis kenapa kok nangis? " tanyaku sambil mengelus kepalanya

" tadi aku jatoh kak " katanya sambil nangis sesegukan

" nama kamu siapa? " tanyaku

" namaku farel kak " jawabnya

" ya ampun lutut kamu berdarah " kataku panik saat menengok kearah lututnya

" ikut kakak duduk disana yuk? Nanti kakak obatin" ajakku kepadanya

Aku langsung menuntunnya berjalan dan mendudukkannya ditempat yang kududuki tadi

" kakak beli minum dulu ya? Buat basuh lutut kamu, jangan kemana-mana " kataku

Aku langsung pergi untuk membeli sebotol air mineral, obat merah, dan plester diwarung yang tak jauh dari taman. Setelah beberapa saat aku kembali lagi dan masih melihatnya menangis tapi sudah sedikit reda

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang