bagian dua puluh empat

6.3K 278 10
                                    

Adnan pov

Apa aku sudah keterlaluan kepada syifa? Mungkin iya aku juga menyadarinya. Aku seharusnya tau, aku sudah bukan laki laki lajang lagi. Tapi perasaan memang tak bisa dipaksakan, aku mencintai lia bukan syifa. Aku juga disini yang salah waktu itu aku yang memaksa syifa untuk menikah denganku. Setelah pertengkaran kami tadi ditaman dia langsung lari begitu saja entah kemana. Aku, lia, dan alfi sudah mencarinya tapi aku tidak menemukannya dan akhirnya aku memutuskan untuk pulang

" assalamualaikum " salamku saat memasuki rumah

" waalaikumsalam " jawab ayah dan bunda

" lohh adnan syifanya mana? Dan siapa dia " tanya bunda sambil menunjuk kearah lia sambil menatapku curiga

Aku memang membawa lia kerumah ntahlah aku juga tidak tau kenapa membawanya kemari. Aku langsung mencium punggung tangan ayah dan bunda bergantian diikuti alfi dan lia

" dia temen adnan bun " jawabku sopan

Sebenarnya ada rasa tidak nyaman saat menjawab pertanyaan bunda. Bagaimana tidak? Aku pulang tanpa istriku malah membawa perempuan lain. Bahkan sejak tadi alfi pun enggan berbicara padaku saat melihat lia bersamaku

" tante,alfi ke kamar dulu ya? Alfi males disini " kata alfi sambil melirikku dan lia dengan tatapan sinis

Aku hanya bisa diam saat mendapat tatapan itu. Bahkan ayah saja sedaritadi melihatku dengan tajam

" dimana putriku adnan? " tanya ayah dengan nada yang dingin tapi tajam

Belum aku menjawab pertanyaan ayah seseorang mengucapkan salam dari luar

" assalamualaikum " salam seseorang dari luar

" waalaikumsalam " jawab kami semua

Semua orang langsung menatap kearah pintu masuk dan mendapati syifa yang sedang menatapku dengan menggelengkan kepalanya pelan. Bunda langsung berdiri menghampiri syifa dengan e wajah khawatirnya

" syifa kamu dari mana aja sih.. Kenapa pulangnya nggak sama suami kamu? " tanya bunda masih dengan wajah khawatirnya

" suami yang mana maksud bunda? " tanya syifa dengan nada dingin sambil menatapku dengan tajam

Ada rasa sedikit sakit saat syifa seperti tidak menganggapku sebagai suaminya. Apakah rasa ini yang selalu syifa rasakan saat aku berlaku seenaknya kepadanya? Sebenarnya aku malu padanya, ilmu agamaku jauh lebih baik darinya tapi aku bertingkah seolah olah aku tak mempunyai agama

" kamu ini,, bercandanya nggak lucu " kata bunda ke syifa dengan tertawa garing

" kalian lagi ada masalah? " kini giliran ayah yang bertanya

Aku melihat syifa hanya diam sambil menahan tangis tanpa menjawab. Aku juga melirik lia yang hanya diam sambil menunduk. Aku bingun harus menjawab apa. Seharusnya aku sebagai laki laki bersikap tegas, seharusnya aku memilih istriku dalam keadaan apapun dan sekarang aku menyesal telah menyia nyiakan bidadari dengan kesabaran yang luar biasa

" adnan? Syifa? " panggil ayah lagi

" ayah tanya saja sama dia " kata istriku dan langsung berlari kearah kamar kami dilantai atas

Ada rasa yang berdesir sakit sakit perih gimana gitu saat aku mendengar istriku seperti enggan mengucap namaku tapi inilah resiko yang kudapat atas semua tindakanku selama ini. Aku melihat lia yang tiba tiba berdiri dan berlari menyusul syifa keatas mungkin dia akan menjelaskan semuanya, aku harap syifa mau memaafkanku

" adnan ada masalah apa kalian sebenarnya? " tanya ayah kepadaku

" emm anu ayah " kataku bingun harus menjelaskan bagaimana

Apa yang akan ayah lakukan saat mendengar putri kesayangannya tersakiti olehku? Huftt aku harus menerima semua hukuman yang akan ayah berikan kepadaku nanti

" anu apa? " tanya ayah dengan mentapku tajam

" maafkan adnan yah.. Adnan salah " kataku sambil menunduk

Ayah diam dan sepertinya menunggu kelanjutan perkataanku

" adnan menyakiti hati syifa yah.. Sekali lagi maaf  " lanjutku

" jangan minta maaf kepada ayah minta maaflah pada syifa " kata ayah dengan menahan emosi karna terlihat wajah ayah sedikit memerah

Aku tau ayah marah padaku. Bagaimana tidak? Orang tua mana yang akan trima jika anak semata wayangnya disakiti oleh laki laki baru yang datang dalam hidupnya

" baiklah yah.. Adnan akan minta maaf kepada syifa " kataku lalu bangkit dan berjalan kearah kamarku dan syifa

Aku berjalan sambil berfikir bagaimana cara minta maaf kepada perempuan. Aku ragu ragu untuk mengetuk pintu dan akhirnya aku hanya berdiri didepan pintu kamar sambil merancang kata untuk meminta maaf

" syifa aku minta maaf.. Terlalu kaku. Emm syifa mas mau minta maaf tapi harus di maafin.. Terlalu maksa benget dech. Syifa mas minta maaf ya? Mas tau sikap mas buruk sama kamu.. Nah yang ini cocok " pikirku didepan pintu kamar

Setelah berfikir keras dan bergulat dengan pikiran aku langsung membuka pintu kamar tanpa mengetuk dulu. Tapi samar samar aku mendengar percakapan mereka

" emm mbak apa mbak lia menyukai mas adnan? " tanya syifa ke lia

" mbak itu sudah menganggap adnan kaya kakak sendiri jadi kamu nggak usah ngerasa bersalah kaya gitu " jawab lia dengan terkekeh

Aneh.. Kok aku nggak ngerasa sakit hati saat lia mengatakan dia tidak menyukaiku? Apa posisi lia sudah tergantikan dihatiku? Ntahlah aku juga tidak yakin dengan perasaanku sendiri

" mbak lia cantik " kata syifa tiba tiba

Aku tersenyum saat syifa mengatakan itu. Dia terlihat polos saat menatap lia seperti itu





Hay guys apa kabar..
Jumpa lagi nich sama author hehehe
Part ini lagi belajar guys nulis yang cara pandangnya adnan hehe kalau jelek jangan dibully ya..

Jangan lupa vote and comentnya
Sampai jumpa dipart selanjutnya
Bayyyy

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang