bagian empat belas

6.1K 289 4
                                    

Pagi ini aku awali dengan senyum yang merekah. Aku telah melupakan kejadian kemarin siang yang cukup menyesakkan. Aku merasa bahagia hari ini ntahlah aku juga tidak tau juga. Saat ini aku sedang sarapan bersama keluarga suamiku lebih tepatnya mertuaku

" syifa " panggil abah setelah selesai makan

" iya abah " jawabku

" kemarin abah dapat kabar dari ayahmu katanya tiga hari lagi keponakanmu yang dari lombok mau kesini " jelas abah

" mau mesantren disini bah? " tanyaku dengan wajah berbinar

Abah hanya mengangguk dan tersenyum. Aku bahagia sekali saat mendengar kabar ini. Bagaimana tidak? Aku sudah tidak bertemu dengannya sangat lama. Terakhir aku bertemu dengannya mungkin sekitar 7 tahun yang lalu. Saat itu aku masih berumur 13 tahun dan dia 12 tahun berarti sekarang dia berumur 18 tahun. Ya kami hanya berbeda 1 tahun. Aku langsung bangkit dan membantu umi membereskan meja makan dengan wajah ceria

" wah sepertinya menantu cantik umi ini bahagia sekali mendengar kabar tadi " kata umi

" iya umi syifa bahagia benget. Udah lama syifa tidak bertemu dengannya " kataku dengan mata berbinar

Setelah merapikan semuanya aku langsung kekamar. Saat aku masuk aku melihat mas adnan sedang bersiap untuk mengajar diasrama

" mas mau ngajar? " tanyaku

" iya sayang " kata mas adnan sambil melihatku

Blushh

" ehh kenapa itu pipinya kok merah? " kata mas adnan sambil menusuk nusuk pipiku dengan telunjuknya

" ahh en_enggak kok " kataku sambil memalingkan wajah untuk menutupi rona merah dipipiku

"Hahahahahahahaha " tawa mas adnan menggema diseluruh kamar

" apaan sih mas.. Oh ya syifa bolehkan belajar lagi dipesantren? " tanyaku

" boleh kok jika itu membuatmu senang " jawab mas adnan

Saking senangnya aku langsung memeluknya. Sambil mengucapkan kata trimakasih. Saat aku sadar dengan apa yang ku lakukan, aku langsung melepaskan pelukan itu dan memandangnya dengan kikuk

" emm maaf mas kelepasan " kataku sambil tersenyum bodoh

" nggak papa mas malah seneng kalau refleknya kaya tadi " kata mas adnan

" engh kalau gitu syifa ke asrama duluan ya mas " kataku dengan berusaha menyembunyikan kegugupanku

Mas adnan hanya mengangguk dan tersenyum. Aku langsung mengambil buku dan bolpoin untu menulis hal yang penting menurutku

" mas syifa pergi dulu.. Assalamualaikum " pamitku sambil mengecup punggung tangannya

Aku langsung berjalan ke asrama putri, tapi saat aku melintasi masjid ada seorang laki laki yang mendatangiku

" assalamualaikum ning.. Saya Azhar, saya mau bertanya ustadz adnannya ada? " tanya laki laki tersebut

Saat aku ingin menjawab tiba tiba ada suara yang sangat aku kenal dari belakangku

" assalamualaikum " ucap mas adnan

Ya mas adnan lah yang berada di belakangku

" waalaikumsalam " jawabku berbarengan dengan laki laki yang tak kukenal

" azharkan? " tanya mas adnan

" iya.. Aku azhar.. Ini adnan? " jawab laki laki itu dengan binar bahagia dimatanya

" iya.. Wah udah lama kita nggak ketemu " kata mas adnan

" oh ya.. Kenalin ini istriku adiba humaira as syifa panggil aja syifa " kata mas adnan memperkenalkanku

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang