bagian delapan

6.1K 286 9
                                    

Aku sampai dirumah abi,, ternyata semua orang sedang berkumpul dan para santri sedang membantu membersihkan bekas acara tadi. Aku melihat jam yang tergantung cantik didinding ruang tamu menunjukkan pukul 22.15 ternyata sudah sangat larut malam

" assalamualaikum " ucapku saat masuk

" waalaikumsalam " jawab semua orang yang ada didalam

" bun ayo pulang... Syifa capek " kataku sambil berjalan kearah bunda

" kamu disini sama suami kamu sayang " kata bunda lembut

" tapi bunda.. "

" saya tidak mengijinkan kamu pergi " kata seseorang dibelakangku

Aku menoleh kebelakang ternyata itu suara ustadz adnan yang berdiri sambil menyedekapkan tangannya

" tapi saya ingin pulang ustadz " ucapku lirih sambil menundukkan kepala

" dan saya tidak mengijinkanmu " jawab ustadz adnan  datar

" yasudah saya ijin ke abah saja " kataku

" emm.. Abah syifa ijin pulang ya? " kataku dengan menunjuk pupy eyes ku

" bukan ijin ke abah syifa.. Tapi ijin ke suami kamu " jawab abah

Aku hanya mengerucutkan bibirku,, aku hanya ingin pulang saja kenapa harus seribet ini

" turuti saja apa kata suami kamu sayang " ucap bunda seraya beranjak dari duduknya

" yasudah kalau gitu bunda sama ayah pulang dulu,jaga diri baik baik, jangan bantah perintah suami " tutur bunda

Aku melirik kearah ustadz adnan yang memasang senyum kemenangan. Dan aku hanya mengerutkan bibirku pertanda bahwa aku sedang kesal

" ayah syifa pulang ya? Ya? " rajukku ke ayah

" nggak sayang..kasihan suami kamu kalau ditinggal " ucap ayah santai

" huftt yasudahlah " jawabku

" bun,, yah,,abi ,,umi syifa mau ke asrama dulu " lanjutku

" ngapain? " tanya ustadz adnan

" ya mau istirahatlah ustadz " jawabku santai

" kamu itu istri saya jadi mulai sekarang kamu tinggal disini sama saya " jelas ustadz adnan

" kok kamu manggilnya ustadz, syifa? " tanya umi

" trus syifa manggilnya apa umi? " tanyaku balik

" ya..terserah kamu syifa,, kamu nyamannya manggil apa " celetuk bunda

Aku langsung menghadap ke arah ustadz adnan

" emmm ustadz maunya dipanggil apa? " tanyaku ke ustadz adnan dengan memasang wajah polosku

" terserah kamu saja " jawab ustadz adnan

" emmm apa ya? Kak? " kataku

" emang saya kakak kamu? " jawab ustadz adna

" abang? "

" emang saya tukang bakso kamu panggil abang? "

" emm abi gimana? "

" kita belum punya anak "

Aku memutar bola mataku jengah. Kenapa nentuin nama panggilan aja rempong banget sihh

" emang nama lengkap ustadz apa sih? " tanyaku

" muhammad adnan al habsyi,, emang kenapa? " tanya ustadz adnan

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang