bagian tiga

5.9K 286 3
                                    

Sudah satu minggu ini gue nggak ketemu sama ustadz adnan dan udah satu minggu ini gue belajar sholat sama zahra dan belajar ngaji sama kirana. Beruntung gue punya sahabat kaya mereka. Waktu itu niat gue mau buktiin kesemua orang kalau gue bisa berubah terutama sama ustadz adnan tapi sekarang niat gue emang mau berubah karna gue ingin berubah menjadi lebih baik

" assalamualakum " kata seorang santriwati didepan kamar gue

" ada apa " kata gue to the poin

" jawab salamnya dulu fa " peringat kirana

" ck iya iya waalaikumsalam ada apa " kata gue ketus

" ehh anu itu " jawabnya tergagap

" anu apa " ucap gue datar

" ahh kamu nakutin dia fa, biar aku aja yang nanya " kata zahra

" ada apa dek kok kesini? " tanya zahra pada santriwati itu

" itu mbak syifa di panggil sama abah disuruh ke ndalem " jawab santriwati itu

" dari tadi kek, gitu aja malah anu anu nggak guna banget " ucap gue ketus

" syifa nanti dia takut " kata kirana yang dari tadi diam

" yaudah mbak aku permisi assalamualaikum " kata santriwati itu

" waalaikumsalam " jawab kami kompak

Setelah kepergian santriwati itu gue langsung merebahkan tubuh gue dan memejamkan mata. Rasanya males banget mau jalan. Andai aja gue punya pintu kemana saja milik doraemon mungkin nggak bakalan semager ini. Kan gue malah ngayal . Emang bener sih kata orang realita tak semanis ekspetasi

" ehh fa kamu kan dipanggil sama abi kok malah tiduran sih " kata zahra

" mager gue apalagi nanti juga pasti ketemu sama ustadz adnan " jawab gue dengan mata yang masih tertutup

" kamu harus buktiin kalau kamu bisa tanpa kehadirannya " ucap kirana

" nggak nyangka gue kalau lo bisa bijak gitu " jawab gue saraya bangun dengan menatapnya kagum

" apaan sih " kata kirana dengan malu malu

" hhhhhhhhh " tawa gue dan zahra karna melihat kirana yang malu malu kambing gitu ehh maksud gue kucing

" udah sana kamu ke ndalem dulu " kata kirana

" yaudah gue kesana dulu " jawab gue sambil beranjak pergi

Tapi kata kata kirana menghentikan langkah gue

" nggak pakai hijab kamu? " tanya kirana

" nggak.. " jawab gue

" kenapa? " kini giliran zahra yang tanya

" panas.. " jawab gue

" tapi lebih panas api neraka lho " ucap kirana

" iya besok kalau gue udah mau, gue pakai " jawab gue

" yaudah gue pergi dulu " lanjut gue

Gue berjalan dikoridor dengan santai, banyak yang menatap gue. Sebenernya gue risih tapi itu urusan mereka mungkin karna gue nggak pakai hijab dan baju gue nggak seperti mereka seperti mereka yang pakai gamis atau rok tapi gue pakai celana levis. Bukan karna gue nggak mau pakai baju gamis atau rok tapi karna memang gue nggak punya. Ya wajarlah karna gue emang nggak pernah beli baju kaya gitu. Gue terus berjalan melewati masjid karna memang rumah abi dan umi samping masjid. Karna siang nggak ada kegiatan banyak santriwan yang sedang menghafal atau hanya sekedar duduk duduk dimasjid.karna memang asrama laki laki berada tak jauh dari dari masjid. Saat gue lewat mereka menatap gue dan gue balas dengan tatapan tajam seketika mereka semua menunduk sekuat tenaga gue nahan biar nggak ketawa. Sumpah mereka konyol banget

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang