bagian delapan belas

6.2K 287 18
                                    

Aku sangat bahagia saat mendengar kata itu dari mulut mas adnan. Semoga saja benar adanya hanya aku yang ada dihatinya. Aku langsung melepas pelukannya dan menatap matanya dengan lembut

" trimakasih mas, apa aku boleh bertanya sesuatu? " tanyaku

" mau tanya apa " kata mas adnan diakhiri dengan senyum

" apa mas sudah mencintaiku? " tanyaku

Aku langsung menundukan kepalaku, rasanya malu saat menanyakan itu tapi mau bagaimana lagi aku harus tau karna aku juga butuh kepastian eakk

" aku sudah mulai menyangimu syifa " kata mas adnan dengan lembut

" jangan bosan menungguku syifa, karna aku sudah mulai nyaman berada didekatmu. Kau tau? Aku beruntung mempunyai istri seperti dirimu " lanjut mas adnan diakhiri dengan senyum

Rasa hangat menjalar dihatiku saat mendengar kata katanya. Aku bahagia, semoga akan selalu seperti ini sampai hari tua nanti

" kok bisa? Bahkan aku jauh dari kata baik " kataku heran

" aku tau, tapi yang membuatku bangga kepadamu adalah kesabaranmu. Karna menurutku sabar itu ilmu tingkat tinggi " kata mas adnan

Aku hanya memandangnya dengan bingung

" kenapa aku bilang tingkat tinggi? Karna sabar itu belajarnya setiap hari ujiannya setiap saat dan sekolahnya seumur hidup " lanjut mas adnan sambil mengelus kepalaku lembut

Aku langsung menundukkan kepalaku saat mas adnan mengelus puncak kepalaku

" mas " panggilku saat aku teringat sesuatu

Mas adnan langsung menoleh kearah

" aku boleh izin tidak? " tanyaku

" izin apa " ucapnya

" aku ingin pulang kerumah bunda dan menginap beberapa hari disana " jelasku panjang lebar

" kapan? " tanyanya

" kalau mas mengizinkan insya allah bersamaan saat keponakanku kemari " ucapku

Mas adnan langsung diam sepertinya dia sedang berfikir

" emm boleh tapi mas harus ikut " putus mas adnan

" benarkah, trimakasih mas " kata dan langsung memeluknya erat

" sama sama sayang " kata mas adnan dengan membalas pelukanku

Aku langsung melepas pelukan kami, saat ada yang mengetuk pintu kamar kami

" aku buka pintu dulu mas " kataku yang diangguki mas adnan

Aku langsung beranjak dari dudukku dan berjalan kearah pintu dan membukanya

" eh umi " kataku

" ajak suamimu keluar sarapan " kata umi lembut

" iya umi, maaf tadi syifa nggak bantuin " ucapku

" iya nggak papa " jawab umi

Aku langsung menutup pintu kembali saat umi sudah berjalan pergi. Aku berjalan kearah mas adnan yang sedang membaca buku ditangannya

" mas ayo keluar disuruh sarapan sama umi tadi " kataku ke mas adnan

" yasudah ayo " kata mas adnan

Mas adnan langsung menutup bukunya dan berdiri didepanku. Mas adnan meraih tanganku untuk digandengnya dan berjalan keluar kamar

" udah baikan nih critanya? " kata mbak lia saat melihat kami sampai diruang tamu dengan bergandengan tangan

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang