bagian sepuluh

6K 297 5
                                    

" syifa " panggil mas adnan

Ku kira ia sudah tidur. Apa tadi mas adnan mendengar semua doaku?

" iya mas.. " jawabku

" saya ingin bertanya sesuatu " kata mas adnan

Jantungku tiba tiba berdetak dua kali lebih cepat. Apa yang akan ditanyakan mas adnan padaku? Apa tentang doa ku tadi?

" emang mas mau tanya apa ke syifa? " ucapku

" apa sikapku terlalu maenyakitimu? " tanya mas adnan

Aku hanya tersenyum menanggapinya

" kalau syifa bilang iya apa mas adnan tidak akan bersikap seperti itu lagi pada syifa? " tanyaku padanya

Dia hanya diam

Aku hanya tersenyum miris. Menertawakan takdir yang mempermainkan hidupku

" sudahlah mas tak usah dibahas lagi " kataku lagi sambil bangkit dari dudukku

Berjalan keluar dari kamar menuju ruang tamu. Aku duduk sambil merenung dengan pandangan kosong lurus kedepan. Tak terasa adzan subuh berkumandang. Aku melihat jam yang berada di ruang tamu menunjukkan pukul setengah 5

Ternyata lama juga aku melamun
Pikirku

Aku bangkit dan kembali kekamar. Aku harus melakukan kewajibanku sebagai istri. Aku tidak mau dicap sebagai istri durhaka karna tidak mengurus suaminya

" mas mau solat dimasjid atau dirumah mas? " tanyaku ke mas adnan yang akan bersiap untuk pergi kemasjid

" masjid " jawabnya singkat

" akan aku ambilkan perlengkapan solatnya mas ambil wudhu saja " kataku

Hanya dibalas dengan deheman oleh mas adnan. Baru saja tadi dia bertanya apa sikapnya terhadapku itu kelewatan? Tapi sekarang dia bersikap seperti itu lagi

" mungkin ini ujianku untuk menjadi penghuni tetap dihatinya " kataku dengan menghela nafas

Setelah beberapa menit dikamar mandi mas adnan keluar dengan wajah yang lebih segar. Ia memakai baju koko dan sarung yang sudah aku siapkan. Setidaknya dia sedikit menghargaiku

" aku kemasjid dulu " katanya dengan suara datar sambil berjalan kearah pintu

Langsung saja aku memanggilnya kembali

" mas adnan " panggilku

Dia berhenti dan membalikan badannya menghadapku dengan satu alis yang terangkat seolah berkata ada apa

" emm.. apa boleh aku mencium tanganmu emm hanya sekedar pamit.. Ahh bolehkan aku berbakti padamu? " kataku gugup dengan suara melemah pada kalimat terakhir

Aku hanya menunduk menunggu respon darinya. Aku tak yakin dia mengizinkanku untuk menyentuhnya. Bahkan dia sepertinya jijik saat berada didekatku

" hmm " jawabnya singkat

Aku langsung mendongak menatapnya. Apa ini mimpi? Jika ini mimpi tolong jangan bangunkan aku. Aku langsung meraih tangannya dengan gugup dan mengecupnya. Setelah aku mengecupnya dia langsung pergi keluar menuju masjid. Tak ada kecupan lembut dikeningku, tak ada usapan lembut dipucuk kepalaku, tak ada senyum tulus untukku. Tak terasa air mataku menetes membasahi pipiku. Aku buru buru mengusapnya. Aku harus ikhlas dengan apa yang ku dapat dari pernikahan ini. Tugasku hanya menjaga kehormatannya dan mengabdikan sisa hidupku padanya. Segera aku melaksanakan kewajibanku sebagai umat muslim yaitu solat dua rekaat. Setelah solat aku langsung kedapur untuk membantu umi memasak. Saat sampai didapur ternyata sudah ada umi yang sedang memotong bawang

" umi lagi masak apa? Biar syifa bantu ya? " kataku pada umi

" umi mau masak oseng kangkung.. Syifa beneran mau bantu? " tanya umi padaku

" iya dong.. Dirumah syifa juga sering bantu bunda masak " kataku

" yasudah syifa tolong potong sayurnya " ucap umi

" siap umi " kataku dengan semangat 45

Tak terasa ternyata abi dan mas adnan telah kembali dari masjid dan tepat saat makanan untuk sarapan telah selesai. Saat melihat umi berjalan kearah abi dan menyalami abi akupun melakukan hal yang sama

" mas sudah pulang? " tanyaku basa basi seraya mengambil tangannya untuk ku kecup

" hmm " jawabnya singkat

Aku hanya tersenyum mendengar jawabannya. Aku selalu berfikir apa salahku? Apa karna dia belum menerimaku sebagai istrinya? Tapi waktu itu dia yang memaksaku untuk menikah dengannya tapi sekarang dia memperlakukanku seakan akan aku tak berarti apapun dimatanya

" seharusnya dulu aku tak menurutinya saat dia memaksaku " gumamku lirih












Hay guys gimana critanya bagus nggak?
Maaf ya kalau jelek..
Baru belajar soalnya hehehe

JANGAN LUPA VOTE AND COMENTNYA

DAN JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR☺

Daaaaa jumpa lagi di part selanjutnya

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang