bagian dua puluh satu

6.4K 278 9
                                    

Pagi ini aku bangun masih dengan posisi yang sama dengan mas adnan yang masih memelukku. Aku melihat ke jam yang menggantung di dinding kamarku menunjukkan pukul empat pagi. Aku menggoyangkan lengan mas adnan berniat membangunkannya

" mas bangun udah subuh " kataku

" engghh " lenguhnya sambil membuka mata dengan perlahan

" bangun mas udah subuh " kataku dan langsung beranjak

Aku berjalan ke kamar mandi dengan membawa baju ganti. Setelah selesai mandi aku keluar dengan wajah yang lebih segar

" mas mau solat dirumah apa dimasjid? " tanyaku tanpa melihatnya

Setelah kejadian semalam aku enggan menatapnya. Bahkan dia semalam tak berkata apapun saat aku meluapkan apa yang aku pendam selama ini

" di masjid saja bersama ayah " jawab mas adnan dan langsung berjalan kekamar mandi

Aku langsung menyiapkan peralatan solat mas adnan dan menaruhnya diatas ranjang. Selesai menyiapkan keperluan mas adnan aku melaksanakan kewajiban dua rekaatku. Dengan menengadahkan kedua tanganku aku berdoa kedapa sang pemberi kehidupan

" tuhan aku kembali menghadapmu. meminta dan memohon ampun atas segala dosa yang sudah aku perbuat dimasa laluku. Tuhan beri aku petunjuk untuk masa depan pernikahanku. Aku harus bagaimana lagi sekarang? Aku sudah lelah dengan keadaan ini, aku menyerah. Aku serahkan semua kepadaMu. Jika perceraian adalah yang terbaik maka ridhoi lah aku.. Aminn "

Aku menundukkan kepalaku dengan air mata yang mengalir dipipiku. Aku tak sadar kalau sedaritadi mas adnan memperhatikanku dari ambang pintu kamar mandi. Dia berjalan kearahku dengan mata tak lepas dariku. Aku tersentak saat tiba tiba dia memegagang bahuku

" syifa " panggil mas adnan

Aku langsung mengusap cepat air mataku dan langsung mentapnya seolah olah tidak ada apa apa

" ada apa mas? " tanyaku kepadanya

" kau ingin meminta cerai denganku? " tanyanya dengan sedikit menaikan suaranya

Aku langsung menatapnya intens. Memegang lembut tangannya yang berada dibahuku

" mas aku tau, mas tak pernah bahagia dengan pernikahan ini. Cinta mas hanya untuk mbak lia bukan untuk syifa. Syifa ikhlas kok kalau memang mas ingin menceraikan syifa " kataku

Sakit.. Itulah yang kurasakan saat mengatakan itu semua. Aku menundukan kepalaku untuk menahan air mataku. Aku mendongakkan kembali kepalaku, menatap wajah tampan suamiku dengan senyum kecut

" jangan buat diri mas sendiri tertekan dengan seolah olah bahagia bersama syifa. Memang semua salah syifa, kenapa syifa harus hadir dikehidupan kalian. Andai waktu bisa diputar kembali, syifa nggak akan menerima perintah ayah buat belajar dipesantren abi dan umi " lanjutku lagi

Kali ini aku sudah tidak menahan air mataku lagi. Melepaskan orang yang aku cinta bersama orang lain. Berat memang tapi inilah jalan terbaik menurutku. Karna dia yang membuatku merasakan cinta untuk pertama kalinya, karna dia aku tau apa arti kesabaran yang sebenarnya

" kamu ini apa apaan sih! " bentak mas adnan  padaku

Aku menunduk takut saat mas adnan membentakku. Tanpa berkata apapun mas adnan langsung memakai bajunya dan pergi begitu saja dengan sajadah ditangannya. Aku hanya diam dan menangis setelah kepergiannya

" aku tau mas hiks kamu tak pernah bahagia hiks dengan pernikahan ini " ucapku disela tangisku

Aku langsung melepas mukenaku dan melipatnya. Aku langsung menaruhnya ditempat semula. Aku mengambil jilbabku dan memakainya. Setelah kurasa sudah rapi aku turun berniat membantu bunda menyiapkan makanan untuk sarapan

pantaskah aku bersamamu ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang