~Laras - 4

24 2 0
                                    

Jam menunjukan 14:50 laras dan teman sekelasnya akan memulai latihan olahraga.  Tidak hanya anak olahraga saja yang latihan disekolah tapi ada beberapa eskul seperti paskib dan pmr.

Laras sedang mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian olahraga lalu pergi kelapangan tapi sebelum itu laras sempat melihat damar, cowok yang dihukum bersamanya tadi pagi.

"Wah bakalan ujan nih" ujar vina pada laras. Cuaca hari ini sedang mendung jadi kemungkinan akan hujan.

"Latihannya sebentar doang dong" balas laras.

"yups, bisa istirahat dirumah lebih lama" sambung adit.

Tidak lama kemudian benar saja rintik-rintik air hujan mulai menyentuh lapangan dan akhirnya semua orang yang berada dilapangan menepi di koridor sekolah.

"Gua mau ke kamar mandi dulu ya" izin laras ke teman-temannya itu lalu mereka hanya mengangguk sebagai jawaban iya.

Sesampainya di depan kamar mandi laras tidak sengaja menabrak tubuh seseorang. "Aduh maaf" kata laras.

"Iya gk papa kok, lo gk kenapa-napa kan?" ucap cowok itu sambil memastikan bahwa perempuan yang berada dihadapannya itu baik-baik saja.

"Iya gua gk papa" jawab laras.

"Laras kan?"

"Eh lo damar yang tadi dihukum bareng gua?" laras bertanya balik pada cowok itu, iya dia damar.

"Iya gua damar, mau kemana?"

"Mau ke kamar mandi" jawab laras.

"Yaudah gua tunggu disini ya" kata damar.

"Ngapain lo tungguin gua?" laras memasang wajah bingung.

"Ada yang mau gua omongin"

"Oh yaudah iya" laras langsung masuk ke dalam kamar mandi lalu keluar kembali dan menghampiri damar.

"Ikut gua" damar menarik pergelangan tangan laras. Laras hanya terdiam saja membiarkan kakinya melangkah mengikuti langkah damar.

Tibalah mereka di ruangan osis, tidak ada satupun orang diruang ini kecuali damar dan laras.

"Mau ngomong apa?" tanya laras yang memecahkan keheningan.

Damar tidak menjawab pertanyaan laras, dia sedang mencari sesuatu di laci meja. Laras memandang cowok itu lebih lama, ada beberapa kata yang laras keluarkan dalam hatinya. "Kalo dilihat lama gini ka damar manis dan ganteng" seperti itulah ucapan hati laras.

"Ini gelang lo ketinggalan di perpus" damar menyodorkan sebuah gelang berwarna abu-abu ke laras.

"Makasih ya ka" kali ini laras tersenyum penuh pada damar.

"Iya sama-sama, lo masih mau diruangan ini atau ikut gua keluar?" ucap damar yang melenyapkan senyum laras.

"Ya mau ikut lo lah ka" perkataan laras buat damar bingung dan laras juga sadar apa yang dia katakan sudah salah diartikan oleh damar. "Maksudnya mau ikut lo keluar dari ruangan ini" laras membenarkan ucapannya.

"Kirain mau ikut gua pulang ke rumah" ledek damar.

"Apa si" laras langsung pergi tidak mengucapkan kata bye atau apalah itu.

~~~

Malam seperti ini membuat laras terdiam dalam lamunnya. Keadaan rumah yang sepi semakin mengiris hati laras.


Handpohone laras memunculkan sebuah panggilan

LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang