~laras- 14

7 1 0
                                    

Awan mulai bergelayut mendung di atas langit, menambah buruk perasaan laras. Setelah membaca pesan masuk dari rita, laras terbelenggu tak berdaya sampai siang ini.

Semalam.

Bunda rita : hai ras, gimana keadaan kamu? Maaf bunda ganggu waktu istirahat kamu, ada yang mau bunda sampaikan.

Laras : hai juga bun, keadaan aku membaik
Laras : santai aja bun kayak sama siapa aja, bunda mau bilang apa?

Bunda rita : ryan sakit, kamu bisa jenguk dia gak?

Laras : sakit apa bun?

Bunda rita : besok bunda kasih tau

Laras : iya bunda

Bunda rita : makasih ya ras, selamat malam.

Laras : selamat malam juga bunda.

Flashback selesai.

Rasa khawatir tidak bisa laras tepis. Terbayang wajah ryan dibenaknya. Perasaannya semakin resah membuatnya menghembuskan nafas kasar berkali-kali.

Tidak bisa seperti ini, laras memutuskan untuk menjenguk ryan. Entah apa yang akan terjadi nanti setidaknya laras tidak akan merasa resah lagi.

Dengan cepat laras memakai sepatu sprotnya. Menggunakan kaos putih polos dibalut dengan jaket berwarna coklat. Dia juga tidak lupa untuk mengabari damar.

Laras : aku mau kerumah ryan, kta bunda dia sakit kmu jgn lupa makan sama istitahat yang cukup ya, i love you

Setelah mengirim pesan kepada damar, laras memasukan ponselnya ke dalam tas dan beranjak pergi menuju rumah ryan.

-_-

Tok.. Tok.. Tok..

Orang yang berada dalam rumah langsung membuka pintu.

"Non laras, silahkan masuk non bunda rita lagi pergi dulu" ucap seorang wanita paruh bayah.

"Cuma ada bi iyem aja?" tanya laras sambil melangkah masuk kedalam rumah.

"Ada temen tuan muda juga non" jelasnya.

"Siapa bi? Cewe atau cowo?".

"Cewe, tapi saya gak tau nama cewe itu".

Laras membulatkan mulutnya seperti huruf O. "Ryan udah makan bi?".

"Udah bibi bawain makanan tapi gak di makan sama dia" ucapnya lesu.

"Biar laras aja bi yang bujuk ryan" bi iyem mengangguk dan membiarkan laras melenggang pergi.

Saat hendak membuka pintu tangan laras tertahan. Seseorang menahan tangannya, laras menoleh ke orang itu.

"Ngapain lo kesini?" tanya orang itu.

"Gak boleh gitu?".

"Dih kok lo nyolot!" ucapnya dengan nada sinis.

"Bedain dikit napa mana nada nyolot, mana nada santai".

Orang itu tak terima. Menarik pergelangan tangan laras, membawa laras ke halaman gazebo.

LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang