~Laras- 19

13 1 0
                                    

Regu pantai sudah sampai duluan di tempat terakhir. Belum ada tanda datangnya regu-regu lain.

Sayangnya mereka tidak bisa keluar hutan sebelum anggota mereka lengkap.

"Si damar mana sama laras?" bima merasa resah. Sudah hampir sepuluh menit mereka menunggu damar dan laras.

"Apa jangan-jangan mereka nyasar kali" hanya ada kalimat itu diotak vina. Hatinya juga sangat resah, bisa jadi mereka berdua nyasar.

"Gak mungkin nyasar. Damar tuh tau asal beluk jalan hutan ini" sambung nasila.

"Terus kenapa mereka lama?" timpal bagas.

"Bisa jadi laras kenapa-kenapa" selalu vina yang berfikiran buruk. Anak satu ini memang sangat panik dalam hal apapun.

"Kalo ngomong jangan yang aneh-aneh. Udah kita tunggu lagi aja. Kalo lima menit dia belum dateng juga kita wajib buat nyari mereka sampe ketemu" itulah usul dari bagas.

Mereka kembali menunggu. Hingga vina merasa lelah ia memilih duduk ditanah. Yang lainnya pun juga ikut duduk.

"Kalian udah sampe?" munculah dua orang dari arah belakang mereka.

"Kemana aja si lo!. Gue pikir lo udah dimakan sama macan" celetus vina ketika melihat laras.

"Yaelah vin maaf. Tadi gue abi-"

"Tadi kita sempet nyasar dikit tapi untung gue inget jalannya" ucap damar yang main memotong kalimat laras.

"Yaudah yuk keburu regu lain dateng. Kita tinggal lurus aja nanti pasti ada kaka pramukanya" ajak nasila sambil menarik pergelangan tangan laras.

-_-

Malika sudah sangat tidak sabar untuk bersekolah hari ini. Bukan karena ingin mengejar pelajaran yang sudah ketinggalan akibat hukuman scross tapi karena ia geram dengan laras.

Dia memang tidak mengikuti acara pangkat pramuka. Tapi bukan malika namanya kalo dia tidak tau apa saja gosip terhangat setelah acara itu selesai.

Malika tau hadiah yang damar berikan ke laras dimalam itu. Malika juga tau bahwa hubungan damar dan laras tidak benar-benar kandas. Sama seperti dulu malika ketauan pacaran dengan damar dan bu jesica menyuruh mereka putus. Tapi malika memohon agar damar mau bexstreet.

Tidak perduli seberapa parah hukuman yang nanti ia dapatkan dari bu jesika. Yang paling penting laras bisa ia bully habis-habisan.

"Lo udah nyiapin semua yang gue suruh kan?" malika bertanya kepada sahabatnya itu.

"Udah. Lo yakin nih? Kalo kita kena hukuman gimana?" terlihat jelas jika sahabatnya itu masih tidak yakin dengan apa yang akan dilakukan malika.

"Paling parah juga cuma kena scroos. Tau sendiri bu jesika demennya ngasih hukuman itu-itu aja" malika mencoba meyakinkan sahabatnya itu.

"Seterah lo aja deh. Gue cuma ikutin sesuai kemauan lo".

"Bawel banget lo. Udah sini cepetan mana" malika menadangkan tangannya.

"Nih. Gue dapetin ini semua sesuai informasi dari temen-temennya laras. Gue juga sempet masuk keruang arsip sekolah. Untung aja gak ketauan" mela memberi beberapa lembar kertas ke malika.

Malika melihat semua yang tertulis dikertas itu. Lalu ia memunculkan senyum jahatnya.

"Selamat menikmati laras" ucap malika dalam hatinya.

-_-

Hari ini semua guru sedang rapat untuk ulangan kenailan kelas yang akan dilakukan beberapa hari lagi.

LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang