"Gimana, ryan mau kan?".
"Iya dia kesini naik mobil sama supirnya" jawab laras.
Satu jam kemudian ryan datang bersama supirnya.
"Tante sakit apa?" Tanya ryan sambil salim ke maya.
"Tante cuma pusing aja" jawab maya sambil tersenyum.
"Yaudah kita langsung ke mobil aja ya tan" tawar ryan sambil mencuri pandang ke arah laras.
"Mama gue gak kuat jalannya" ujar laras sedikit acuh pada ryan.
"Disini nyediain kursi roda gak tan?".
"Iya ada. Ras tolong minta kursi roda ke tante rini" laras pun hanya patuh dan membawa kursi roda ke dalam ruangan tersebut.
"Makasih ya rin. Aku izin dulu gak bisa kerja" merasa tidak enak maya pun sedikit mencoba basa basi ke rini, teman kerjanya.
"Yaelah may masa iya kamu mau maksa kerja. Udah nanti aku sampein ke bos kalo kamu sakit. Hati-hati dijalan ya. Laras jagain mamanya, rawat sampe mama kamu sembuh" balas rini dengan raut wajah tersenyum hangat.
"Iya tante pasti kok" Laras membalas senyuman rini.
Supir pun mulai mengenderai mobil keluar dari perkarangan kantor itu.
"Tante nanti kerumah aku dulu aja ya?" Ryan menawarkan itu agar maya bisa diperiksa dengan bundanya.
"Iya sekalian tante mau silatuhrahmi sama mama kamu".
Keadaan kembali senyap, tidak ada yang ingin membuka percakapan. Terutama laras yang nyaman dengan lamunnya.
-_-
"Laras sama ryan pergi dulu aja. Bunda mau bicara sama mama" Pinta rita yang duduk diatas ranjang samping maya berbaring.
Mereka mematuhi perintah dari rita. Laras menutup pintu kamar dan berjalan menuruni anak tangga.
"Gue mau ngomong sama lo" ryan mencegat laras.
Laras hanya menatap tajam ryan. Saat hendak ingin melanjutkan langkahnya, ryan menghalau jalan laras.
"Minggir. Gue mau lewat" ucapnya dingin.
"Gue gak akan minggir sebelum lo mau ikut gue" ancamnya yang malah membuat laras semakin menatap tajam.
"Awas gak!" bentaknya kesal.
Namun ryan sama sekali tidak tergentar atau pun merasa takut. Ia semakin ingin menghalau laras, membuat laras merasa kesal.
Laras ingin melengos lewat arah kiri ryan namun sayang yang terjadi malah tubuhnya kehilangan keseimbangan, membuat mereka berdua terjungkal ke lantai. Untung mereka berada di anak tangga paling akhir.
Posisi laras berada diatas tubuh ryan. Dengan sigap laras berdiri dan membenarkan posisi bajunya yang sedikit berantakan. Kecanggungan terjadi diantara mereka berdua.
Ryan pun berdiri mendekati laras.
"Jangan kabur lagi" Ucapnya sambil memeluk tubuh laras yang diam membeku.
Laras bisa merasakan kehangatan tubuh ryan. Aroma parfume yang biasa ryan pakai masuk ke penciuman laras, aroma yang bisa membuat laras merasa tenang. Jujur laras rindu semua ini.
"Iyan" Laras memangil ryan dengan panggilan kesayangannya. Laras merasa runtuh hari ini.
Ryan melepaskan pelukannya, melihat wajah laras yang sedikit pucat. Ryan paham apa yang ingin laras bilang, ia membawa laras ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LARAS
RomanceRyan menatap laras. Wanita yang sangat ia cintai sedang terluka, laras membalas tatapan ryan dan menjatuhkan tubuhnya ke dalam pelukan ryan. "Aku harus apa? Kenapa aku terlalu percaya sama orang itu?! Sejuta janji yang dia kasih dan aku kasih semua...