~Laras- 21

12 0 0
                                    

Seretan hujan membawa semua siswa berkeriuh gembira. Setelah kemarin mendapat jam pulang yang cepat, sekarang mereka dihadiahi free class. Siapa yang tidak akan bersujud syukur akan hal segembira ini.

Dipojokan kelas, laras sedang membaca novel. Gadis itu tidak merasa pegal sama sekali, padahal sudah satu jam posisinya tetap seperti itu.

"Woi. Demen amat dipojokan" vina menghampiri laras sambil merebut novel yang ada ditangan laras. Untung laras memegang novelnya sangat kencang.

"Ganggu aja lo!" kesalnya.

"Tumben lo gak ke perpus" tanya vina sambil mengeluarkan ponselnya yang ada disaku bajunya.

"Males. Palingan juga bukunya itu-itu aja" jawabnya yang masih tetap membaca novel.

"Gue kira lo ke perpus cuma buat janjian aja sama si ketos. Ternyata suka baca novel juga disana".

"Kalo lo kesini cuma buat ledekin gue mending lo ke si bima aja. Gue gak terpengaruh sama ledekan lo" paham laras.

"Sensitif amat si. Nih ketos nyuruh gue bilangin ke lo-" belum sempat menyelesaikan ucapannya laras langsung menarik ponsel vina.

"Eh si anying. Hp gue main tarik aja. sini-sini! Giliran bahas si ketos aja cepet lo" geramnya, sambil mencoba meraih ponsel. Namun laras memindahkan ponsel itu ke tangan kanannya.

Laras melihat room chat damar.

Ketos: vin, tolong bilangin ke laras dong suruh keperpus sekarang.

Dengan membaca satu kali saja laras langsung memberi ponsel vina. Lalu pergi tanpa menghiraukan vina yang sedang mengaung karena ponselnya terjatuh kelantai.

Laras melihat kedalam perpustakaan. Sunyi tidak ada siapapun disana. Bahkan penjaga perpus juga tidak ada. Ia memutuskan untuk melangkah masuk.

Saat di dalam, laras menemukan sebuah kertas dilantai. Rasa penasaran membuatnya ingin mengambil kertas itu. ia membaca tulisan yang ada dikertas.

Pergi ke rak buku paket bahasa indonesia kelas 8.

Tanpa disadari laras mengikuti perintah itu. kakinya melangkah ke tempat yang disuruh. Bisa laras lihat ada sebuah kertas lagi.

Maju tiga langkah, belok kanan.

Laras mengikutinya perintah itu lagi.

Ada satu coklat bermerek terkenal. Laras ragu untuk mengambil coklat itu. Bisa saja ini untuk orang lain. Bukan untuknya. Tapi rasa penasaran membuatnya semakin ingin mengambil coklat itu yang disertai satu kertas.

Pergi ke rak novel fiksi.

Dalam hatinya bingung, tapi kakinya tetap melangkah.

Laras menemukan satu coklat lagi. Kali ini tidak ada kertas. Untuk siapa semua ini. Apa masih ada cowo romantis di jaman sekarang. Jika ada, pasti perempuan itu sangat beruntung.

Saat hendak membalikan badan, laras terkejut. Sosok damar yang ada dibelakangnya mampu membuat laras tergejolak kaget.

"Kenapa?" seperti tidak terjadi apa-apa damar terlihat sangat santai, berbeda dengan laras yang wajahnya sudah sangat kesal.

LARASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang