"Kau ini berat! Kenapa memintaku untuk menggendongmu!" Suara lelaki yang setengah mengantuk itu terdengar kesal saat sang istri membangunkan lantas memintanya untuk digendong ke dalam kamar mandi.
"Diam kau bedebah! Memangnya siapa yang membuatku begini hah? Kau menusukku terus-terusan! Apa kau tidak tau bagaimana sakitnya? " rosie berucap sedikit kesal, sudah tau selangkangan sakit tapi lelaki selalu saja memprotes. Hei ayolah semalaman dia layani simesum sialan ini.
Rio hanya mendengus,ia dudukan tubuh rosie didalam bathtub, yang sudah diisi air sabun,
"Kau mandilah sekalian, pakai shower" rosie berucap, ayolah. Mereka berdua ini sedang dalam keadaan tanpa busana. Jadi rosie berpikir untuk mandi bersama. Ingat hanya mandi. Tak lebih dari itu.
"Yaa...." hanya itu. Rio tak menjawab lebih, ia memilih menyalakan shower lantas membasuh tubuhnya,
•
Rosie tampak tengah merias diri, memberi polesan tipis pada wajahnya yang sudah cantik, sedikit liptint peach yang membuat nya terlihat layaknya putri kerajaan. Oh ayolah. Sicantik ini memang cocok memakai make up yang tipis.
Rio melirik rosie dari samping, sejujurnya iapun terpesona dengan wajah cantik istrinya ini, jika saja dia mempunyai harga diri yang rendah sudah pasti dia akan bersujud dan bersyukur mendapat istri secantik rosie, badan yang bagus serta nikmat saat di jamah. Sial. Rio tak bisa pungkiri pesona dari seorang rosie.
"Mana dasi ku, rosie" Rio berucap, ia membuka lemari mencari dasi hitam untuk dipakai, hari ini ada acara penting yang harus ia hadiri.
"Ditempat biasa. Kau sendiri yang menyimpannya dasar bodoh" sial. Benar juga, untuk apa Rio bertanya???? Apakah ini gejala dari sikap mencari perhatian tanpa ia sadari?
"Akhir tahun nanti, aku akan mengeluarkan produk terbaru, siap-siap untuk kalah rosie" Rio berucap kembali dengan tangan memakai dasi,
"Iyakah? Jangan terlalu percaya diri sayang, nanti jatuh sakit baru tau rasa" dengan suara angkuh rosie berucap, gadis itu berdiri lantas menatap sang suami yang nampak kesal dengan ucapannya, jangan lupakan tangan yang berusaha keras memasangkan dasi.
"Bedebah, kau itu angkuh sekali, dengar rosie, aku bertaruh. Jika omzet ku lebih tinggi darimu, kau harus mewarnai rambutmu dengan warna hitam, jangan memakai soflens mins, pakai kacamata bulat, dan juga berpakaian seperti kaum jelata selama 1 bulan!" Rio berucap, membuat rosie menatap tajam.
"Cih, baik, tapi jika kau gagal, dan produk ku lebih laku, kau harus menjadi Cleaning Service di kantor ku selama 1 bulan!" Rosie berucap,Rio tersenyum meremehkan.
"Maaf saja tapi kali ini akulah yang kan menang!" Rio berucap dengan percaya diri, rosie hanya mendecih.
"Terserah katamu stewart. Dan kemarilah, kau benar-benar tak enak dipandang!" Rosie berucap, ia tarik dasi Rio dan membuat jarak diantara mereka dekat.
"Sebelum kau berbangga diri, kau harus bisa merapihkan dasi mu bodoh! Menjijikan sekali, dasar bocah" rosie berucap kesal, selama hampir 2 tahun terakhir, lelaki ini selalu saja tak becus memakai dasi,
"Rapihkan bukan mengomel. Ngomong-ngomong kau mau kemana? Aku baru menyadari kau tidak memakai baju kantor?" Rio bertanya, ia pandangi gadis yang sedang merapihkan dasinya.
"Aku akan pergi jalan-jalan dengan jennie unnie" rosie berucap, ia tarik langkah terakhir hingga dasi terpasang rapih di tubuh lelaki ini.
"Oh begitu" Rio berucap, tangan nakal lelaki ini memeluk lantas tangan merasuk kedalam baju meraba halus punggung yang begitu lembut.
"Shh..bajingan hentikan itu! Menyingkir, lebih baik kau bekerja stewart" rosie berucap, mendorong tubuh tegap lelaki ini.
Tidak tau kah rio? Jika setiap sentuhan yang dilakukan itu akan membuat rosie terlena? Hey ayolah dia sudah lelah jangan lagi dia terlena hanya karna sentuhan yang membuat nya selalu ingin Rio jamah! Sial. Memang Rio seberbahaya itu.