Rio memandang malas semua pekerjaan yang harus ia bereskan, hah...sial sudah 3 minggu dia tak bisa menjamah rosie dan sialnya masih 1 minggu lagi untuk bisa merasakan tubuh menggairahkan itu,
"Yoo rio!" Suara pria dengan mata monolid masuk dengan santai, tanpa ada ketuk pintu. Rio menatap sang sepupu yang slalu datang seenaknya.
"Bedebah! Kau ini bisa mengetuk pintu dulu tidak? Jangan seperti ayam!" Rio berucap, namun lelaki itu hanya tertawa.
"Hey ayolah, aku kemari karna aku sedang cuti, kau sedang apa? Mau aku bantu?" Rio menatap malas,
"Diam kau Elgi, tak lihat kah kau aku sedang banyak kerjaaan? Dan juga kau cuti dihari senin begini? Gila memang kau" Rio berucap, sepupunya ini memang selalu hidup seenaknya, tak habis pikir kenapa IPHONE masih laku dengan ceo bodoh ini?????
" huahaha, aku ini boss bebaslah, buat apa punya seketaris yang bisa diandalkan? ngomong-ngomong kau masih bertahan untuk tidak menyewa seketaris rio?" Elgi berucap, ia duduk dengan santai disofa.
"Hah... tidak bisa, jika aku sampai memakai seketaris maka aku akan kalah dari rosie" ya. Memang benar. Mereka berdua mengadakan game, siapapun yang bisa mempertahankan perusahan tanpa seorang seketaris. Maka dari itu Rio berusaha keras dan bekerja lebih keras. Dia harus menang dalam game sialan ini. Karna dengan begitu dia bisa memiliki seperempat saham dari Gucci. Huahaha. Itupun jika sibodoh ini menang.
"Hahahaha, kalian masih saja bermain permainan konyol dasar bodoh, apa kau tak bosan dari smp memainkan game dengan taruhan yang besar, dan juga game yang dimainkan selalu saja tak masuk akal, hah...bodoh memang" elgi menertawakan lim,
"Diam kau! Lebih baik kau pergi menganggu saja!" Rio berucap, elgi mana perduli, dia memilih berbaring disofa empuk dan melihat-lihat produk chanel didalam majalah.
"Bangsat memang" Rio mendengus ketika dia diabaikan oleh Elgi, dan akhirnya memilih untuk menyelesaikan pekerjaan.
"Heh rio, kata bibi stewart dia menyuruhmu untuk honeymoon, dan membuat anak yah?" Elgi bertanya dengan santai,
"Hm, ibuku dan ibu rosie tiba-tiba saja datang dan merencanakan liburan mendadak untukku dan rosie, sial memang" Rio berucap dengan pandang yang masih fokus kelayar.
"Terus? Kau sudah berhasil membuat anak? Jika dihitung sudah hampir sebulan sejak kau dan rosie kehawai" elgi bertanya,
"Tidak tau, tapi aku sudah berusaha menanam benihku didalam rahim rosie, "
"Benarkah? Heh rio, apa istrimu itu sudah mengalami gejala? Sepeti mual-mual? Atau paling tidak apa dia bilang dia telat datang bulan?" Rio mulai berhenti mengetik lantas mulai berfikir,
"Hm tidak tau, rosie sedang marah padaku jadi kami jarang berbicara " ucap Rio, Elgi terkekeh.
"Heh bodoh memangnya kalian bisa akur? Aku tau kalian dari smp, hah...kalian kan hanya bisa akur saat diatas ranjang saja " seulgi berucap, ia mulai duduk dan berdiri untuk menghampiri Rio,
"Itu kau tau, ah biarlah nanti juga jika tumbuh perut rosie akan membesar" Rio berucap lantas terkekeh,
"Kau ini, Rio bagaimana kau konsul saja ke dokter untuk program, ya setidaknya itu akan membuat beban mu jadi lebih ringan, dan ibu kalian tidak cerewat, program hamil lebih cepat" seulgi berucap, Rio menatap Elgi,
"Program??? " Elgi mengangguk,
"Hm, kau bisa datang ke rumah sakit milik istriku, irene. Diakan seorang bidan, sekaligus dokter bedah, dia akan membantu kalian berdua agar cepat mempunyai anak" Elgi berucap mengusulkan,
"Wah benar juga yah, irene noona kan bidan, hm seperti nya aku akan membicarakan ini dengan rosie" Rio berucap, Elgi tersenyum lantas menepuk pundak Rio.