Sensitive.

2.6K 309 42
                                    

Rio menatap bingung rosie yang terus menangis, merasakan mual perut yang berlebihan, bahkan makanan tak ada yang masuk, entah kenapa namun kehamilan rosie benar-benar merepotkan. Bukan apa-apa, gadis ini begitu sensitif terhadap bau, makanan yang dia bilang tak enak. Hingga membuatnya terus membuang makanan yang Rio berikan.

Dan sekarang rosie menangis, ia merasa mual dan lemas, sampai-sampai Rio harus siapkan tempat untuk rosie muntah agar tidak berjalan bulak balik kekamar mandi.

"Rio, mual," rosie menangis, Rio menatap bingung, ia hanya bisa memeluk dan menenangkan rosie.

"Tahan rosie, aku akan membawamu kepada irene noona" Rio berucap pelan, ia lepas pelukan untuk mengambil jaket nya dengan jaket rosie.

"Pakailah, sini biar kubantu" Rio berucap ia pakaikan jaket ketubuh rosie lantas segera menggendong rosie menuju mobil digarasi.

Rosie rasakan mual kembali, ia benar-benar ingin muntah,

"Rio...." Rio melirik rosie diarah samping, ia nampak sedikit panik dan lagi sekarang ia sedang mengemudi. Jangan tanya kemana supir atau pembantu. Gadis hamil muda ini mendadak memberi cuti pada semua pembaantu serta supir lantas meminta lim untuk membereskan rumah atau menyiapkan makanan. Sialan memang.

"Kemari, buang saja ludahmu ditanganku" Rio berucap ia berikan tangan nya sebagai tempat rosie muntah. Rio tau hanya ludah yang rosie buang, ayolah rosie tidak makan apapun dari semalam.

"Tidak mau, erghh... Mommyyyy" Rio hela nafas ketika rosie kembali menangis. Ia merasa bersalah karna tak bisa berbuat apapun untuk meredakan rasa mual yang rosie rasa.

Rio melajukan mobil sedikit cepat, hingga dalam waktu 15 menit akhirnya mereka sampai dirumah sakit milik irene, Rio segera membawa rosie menuju ruang irene.

"Sepertinya kehamilan mu akan sedikit merepotkan, tapi gejela ini adalah hal yang wajar untuk kehamilan awal, aku akan buatkan resep untuk mengurangi rasa mualmu rosie" irene berucap,

"Kau benar noona, dia bahkan tak mau makan apapun, dia membuang seluruh pengharum ruangan, parfum ku pun ia buang, dia berkata jika semua sangat menganggu dan membuatnya tak nyaman, jika ada kau kasihlah obat untuk meredakan penciumannya ini" Rio berucap, rosie ingin sekali memutar telinga Rio namun ia terlalu lemas.

Irene berikan resep yang dia tulis,

"DiMasa kehamilan rosie itu adalah haal yang wajar, hanya saja dia akan sedikit merepotkan, kau harus bersabar, dan luangkan waktu lebih banyak untuk menemaninya" irene berucap, ia tatap rosie dan rio yang nampak kurang setuju dengan nasihat irene.

"Nooooo, meskipun aku slalu mual, bukan berati aku harus ditemani Rio terus menerus, itu sangat menyebalkan unnie. Aku sangat bosan melihat wajah jeleknya ini"

"Ya! Kau pikir aku mau menenimu? Cukup kemarin saja aku mengambil cuti untuk menemanimu, "Rio berucap dengan pandang malas.

hah.... Irene menghelela nafas, ia begitu aneh dengan pasangan ini.

" kalian itu, hentikan kekonyolan ini, dan rosie sangat penting jika Rio berada disampingmu, dan kau Rio berhenti berdusta aku tau sejujurnya kau memang ingin selalu dekat istrimu, kalian berdua berhenti bersikap munafik!"

Keduanya hanya bisa diam dengan kekesalan irene.

"Rio...." rosie berucap memanggil sang suami yang kini tengah membuatkan susu hamil, didapur sedangkan dia duduk tenang di meja makan.

Liar[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang